Dorong Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi, BI Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

oleh -
oleh

MITRASULAWESI.id,MAKASSAR – Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan, mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang telah dilaksanakan pada tanggal 23-24 Oktober lalu.

Dimana Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar menjadi BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5 persen.

“Penurunan suku bunga kita lakukan untuk mendorong pertumbuhan secara umum. Turun 25 basis poin dari 5,25 menjadi 5% untuk suku bunga acuan BI,” ungkap Direktur Kepala Grup Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Sulsel, Endang Kurnia Saputra di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (28/10).

Baca Juga:  KPS Bukit Tamalate Ingatkan Pemerintah, Perhatikan Situs Sejarah di Hari Kemerdekaan

Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, Endang mengungkapkan BI juga mendorong ruang untuk menurunkan suku bunga dengan cukup lebar lantaran inflasi rendah.

“Jadi dengan inflasi yang rendah pertumbuhan kita yang relatif tinggi mempunyai ruangan yang cukup besar untuk menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi,” ujarnya.

Baca Juga:  Antisipasi Banjir Susulan, Eskavator Pemda Lutra Lakukan Normalisasi Sungai Masamba

Endang mengatakan BI terus menjaga agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga. Biaya produksi, kata dia, dengan suku bunga yang lebih rendah justru akan lebih baik dan bakal lebih efisien.

“Tapi sementara ini mungkin kami melihat bahwa angka ini saja cukup menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Baca Juga:  Ketua Perpamsi Beri Solusi Buat Pengelola Air Minum se-Sulsel

Endang juga mengungkapkan bahwa Faktor global juga mempengaruhi keputusan BI seperti pertumbuhan Amerika melambat yang disebabkan turunnya ekspor dan investasi non residensial dan juga melambatnya pertumbuhan ekonomi Eropa, Jepang, China dan India.

“Namun stabilitas sistem keuangan kita ditopang sistem perbankan yang sangat sehat itu agak jauh dalam kondisi krisis. Sangat jauh karena perbankan kita kuat sekarang,” tutup Endang.

*Mila

Tinggalkan Balasan