Sudah 2 Warga Selayar Meninggal di Makassar Dimakamkan Melalui Protokoler Covid-19

oleh -

SELAYAR, MITRASULAWESI.ID – Sebelumnya, dikabarkan seorang Pasien Dalam Pemantauan (PDP) atas nama Rahmat Umar warga Dusun Pengga Desa Pammatata Kecamatan Bontomatene, Kabupaten Kepulauan Selayar meninggal di RS. Bhayangkara Polda Sulsel, minggu lalu, Rabu (15/4/2020), dan di Makamkan sesuai Protokol Covid-19.

Baca Juga: Cegah Aksi Kejahatan, TNI – Polri Gelar Patroli Malam

Kasus ini kembali terulang, yaitu Pemakaman Jenazah seorang pasien PDP atas nama Syamsul Ahmad (46Th) asal Selayar Jalan Jendral Sudirman, Benteng, dimakamkan melalui Protokol Covid-19, Rabu (22/4/20) sekitar pukul 20.20 Wita di Kompleks Pemakaman covid-19 Pemda Provinsi Sulsel, Lingkungan Garaganti Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Pasien atas nama Syamsul Ahmad dirujuk ke Makassar 4 bulan lalu karena gagal ginjal dan jantung. Tak ayal, pasien ini terkonfirmasi Covid-19 di Rumah Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo.

Baca Juga:  Terbitkan Sertifikat Tanah Kantor Desa Buki Dipertanyakan Ahli Waris

Baca Juga: Kapolres Kembali Temukan Pupuk Bahan Bom Ikan di Dalam Kawasan TNTB

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) Kabupaten Kepulauan Selayar, dr. Husaini, M. Kes., saat dikonfirmasi melalui akun WhatsApp nya membenarkan ada warga Selayar meninggal di Makassar dan dimakamkan di Pemakaman covid-19.

“Yang alamat Pengga ke Makassar berobat sendiri. Yang orang parak tapi ber KTP benteng dirujuk ke Makassar karena gagal ginjal dan jantung. Dan sudah 4 bulan berobat di Makassar meninggal karena gagal ginjal dan gagal jantung,” sebut dr. Husaini.

Mengenai 2 orang warga Selayar yang meninggal di Makassar dan dimakamkan melalui protokol covid-19, dr. Husaini menjelaskan bahwa Pasien PDP sudah harus dimakamkan sesuai protokol covid.

“Yang namanya dirawat di RS dan ter infeksi dan dirawat dengan PDP, itu sudah harus dimakamkan pakai protokol covid,” ungkap Jubir covid Selayar.

Baca Juga:  Saiful Arif Terima Kunjungan Kerja Anggota DPR RI Komisi IX

Sekarang ini, semua masyarakat seharusnya memang sudah resah. Karena sumber penularannya sangat dekat dengan Selayar. Jangan cuma orang meninggal atau keluarga yang meninggal ditakuti. Tapi semua orang yang habis dari zona merah dan masuk ke Selayar itu harus ditakuti untuk berinteraksi dan harus diisolasi 14 hari, himbau dr. Husaini yang juga Kadis Kesehatan.

Baca Juga: Asistensi Camat Bontomatene Pastikan Semua Desa Anggarkan PKT Penanganan Covid dan BLT

Demikian juga tanggapan Sekretaris Gugus Tugas Covid-19, Ahmad Ansar, saat ditemui di ruangannya, Kamis (23/4) mengakui bahwa pasien yang bernama Syamsul Ahmad dirujuk ke Makassar 4 bulan lalu, bukan karena covid-19. Tapi gagal jantung dan ginjal.

Baca Juga:  Rapsel Ali Perjuangkan Pemerataan Listrik PLN Untuk Wilayah Kepulauan

“Bisa saja terinveksi di Makassar atau di Rumah Sakit, atau masuk daftar PDP. Sehingga pemakamannya melalui protokol covid, sambil menunggu periksaan hasil Swabnya, apa negatif atau positif. Tindakan ini Sesuai protokoler covid-19” ujarnya.

Baca Juga: Selama Bulan Suci Ramadhan, Satuan TNI – Polri Dirikan Tenda Dapur Umum

Ia juga menjelaskan pasien yang meninggal dengan pemakaman protokol covid minggu lalu atas nama Rahmat Umar asal Dusun Pengga Desa Pammatata telah terbit hasil pemeriksaan Swabnya dan sudah disampaikan kepada keluarga, dan hasilnya adalah negatif.

“Untuk saat ini tidak usah dulu ke Makassar, kalau sekedar berobat di selayar juga bisa, Rumah Sakit kita juga punya dokter ahli. Apalagi makassar sudah masuk zona merah covid-19,” ujar Kepala BPBD yang juga sekretaris percepatan penanganan covid. (MJ)

Tinggalkan Balasan