LUTRA, mitrasulawesi.id — Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Malangke (AMAL) gelar aksi demonstrasi di depan kantor Bupati Luwu Utara, Jl. Simpurusiang, kecamatan Masamba, Senin (29/6) kemarin.
Kordinator lapangan (Korlap) dalam orasinya, sejak kecamatan Malangke dilanda banjir, begitu banyak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat.
Sehingga mengingat pada tahun 2019 pemuda Malangke beserta masyarakat pernah berdialog dengan Bupati Lutra dengan jajarannya terkait penenganan persoalan banjir di Malangke, dari pertemuan itu ada beberapa poin yang di sepekati.
“Dari hasil pertemuan sejak itu, bebepa poin tersebut belum ada yang terealisasi sampai hari ini, kami ini butuh solusi bukan seikat kantong plastik yang berisi indomie,” tutur Dafid.
Dafid juga menyampaikan beberapa tuntutan aksi, diantaranya, menagih janji Ibu Bupati Luwu Utara.
“Realisasikan Dialog Pemilar Komisariat Malangke, optimalisasi fungsi DPRD Lutra dalam pengawasan fungsi Pemda, mendesak pemda untuk melakukan penanganan banjir dikecamatan Malangke,”cetus Korlap.
Sementara Jendral Lapangan (Jenlap) dalam penyampaian orasinya mengatakan akibat banjir yang melanda kecamatan Malangke sebanyak 9 desa yang terendam dari 14 desa.
“Hasil temuan kami dilapangan, kurang lebih 200 hektar lahan masyarakat terendam yang berada salah satu dusun di desa To’lada dan ini baru satu dusun,” papar Herwinsyah.
Masih Herwinsyah, saat bertemu dengan jajaran pemerintah daerah diruang setda dan berdialog, alhamdulillah Pemda memberikan kita solusi walaupun masih jauh dari hasil kesepakatan dialog kami pada tahun lalu.
“Mereka, katanya akan langsung memberikan alat berupa eskapator dan mesin pompa penyedot pasir kepada beberapa desa yang ada di kecamatan Malangke, dan mereka menjanjikan 3 alat penyedot pasir untuk di serahkan kepada pihak kecamatan Malangke,”bebernya
Sebelumnya, mereka melakukan aksi demonstrasi di Monumen Masamba Affair, kemudian bergerser ke Kantor Bupati Luwu Utara. (bms)