KPS Bukit Tamalate, Mengenang Nilai Budaya yang Kian Luntur di Makan Zaman

oleh -
oleh

Makassar, mitrasulawesi.id – Komunitas Pemerhati Sejarah (KPS) Bukit Tamalate, Sukses menggelar Dialog akhir tahun dengan menghadirkan pelaku budaya maupun penggiat Literasi di Perpustakaan Sejarah, Kelurahan Katangka Kecamatan SOmba Opu, Minggu (17/01/2020).

Kegiatan mengangkat tema “Adat dan Budaya, Dulu, Masa Kini dan Akan datang dalam Dunia Literasi” menghadirkan Andi Syamsu Rijal (Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulsel), Syarifuddin Tutu (Manstro Sinrili sekaligus Pelaku Budaya), Zainuddin Tika (Penulis Buku), Nilma (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel), Iqbal (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gowa).

Pelaksaan kegiatan yang tetap menerapkan Sosial Discensing, live melalui Facebook, dan seluruh narasumber hadir di lokasi.

Baca Juga:  Camat Ujung Pandang Dampingi Wawali Fatma Kunjungi KWB

Arif Wangsa selaku pengurus KPS Bukit Tamalate, menilai tujuan kegiatan ini sebagai bentuk perhatian generasi muda terhadap nilai nilai sejarah yang kian luntur di makan Zaman.

“Perkembangan teknologi terus berkembang sehingga tidak kami munafikan bahwa sejarah dan Budaya, sudah mulai puna sehingga kami mengadakan dialog untuk mengingat kejadian di masa lampau,” cetus Arif.

Sementara itu Syarifuddin Tutu sebagai Penikmat budaya juga mengharap, Gowa bisa terus melestarikan budaya yang kian puna khususnya di bidang kesenian.

“Tidak bisa di pungkiri pelaku seni, sudah terkikis di era modernisasi saat ini, apalagi teknologi yang terus berkembang, sehingg anak cucu kita mulai meninggalkan sejarah,” paparnya.

Baca Juga:  Menjelang Musda XV DPD KNPI Sulsel, Ini Harapan Ketua DPD KNPI Sidrap

Bukan hanya itu, Pria pensiunan PNS ini juga mengharap muatan lokal yang ada di setiap sekolah terus kuatkan untuk mengingat bahas asli Makassar.

“Di dunia tidak banyak memiliki budaya, khusus Makassar, memiliki literasi tersendiri yaitu Lontara, tetapi saat ini bahasa daerah ini sudah mulai di tinggalkan sehingga membuat generasi selanjutnya kehilangan budaya,” sesalnya.

Dalam kegiatan ini, KPS Bukit Tamalate menampilkan beberapa Tarian budaya Makassar diantaranya Tari Gandrang Bulo dan Tari Mappadendang, yang dibawakan langsung anak umur 5 hingga 15 tahun, dihadapan para Narasumber, sehingga membuat kagum beberapa tamu undangan.

Baca Juga:  Jalanan di Desa Mattirotasi di Kerjakan, Staf Ahli Pangdam XIV Hasanuddin Usulkan Nama 88

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya merasa bangga kepada KPS Bukit Tamalate, yang terus bergerak menularkan virus literasi maupun Pelestarian budaya sejak dini.

“Saya sendiri merasa kagum kepada generasi muda di Katangka yang terus melestarikan budaya dan adat yang kian luntur,” tuturnya.

BPNB yang juga perpanjangan tangan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan pun mengharap akan ada Sinerjitas yang terbangun antara Balai dan Komunitas KPS Bukit Tamalate, karena saat ini sangat jarang ada generasi muda yang ingin memperhatikan nilai Budaya.(rls/tim)

Tinggalkan Balasan