Makassar,Mitrasulawesi.id– Pengurus Komunitas Pemerhati Sejarah (KPS) Bukit Tamalate, kembali menyambangi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulsel untuk mempertanyakan kondisi situs sejarah yang ada di Katangka.
Hal ini dilakukan pengurus KPS Bukit Tamalate, sebagai bentuk perhatian dan simpatik terhadap situs sejarah yang sudah terdaftar di Pemerintah.
Irfan haris SH, sebagai
Wakil ketua menuturkan bahwa, kunjungan ke kantor BPCB sebagai bentuk silaturahmi untuk kesekian kalinya, ironisnya beberapa kondisi situs yang ada di Gowa sangat membutuhkan perhatian, Jumat (16/4).
” Kali ini kedatangan kami ke BPCB untuk mempertahankan bentuk pemeliharaan situs makam makam Raja yang ada di Katangka, karena sudah kurang lebih 7 tahun makam ini menjadi langganan Banjir,” ucap Irfan.
Pria lulusan sarjana Hukum ini pun mengharap, BPCB dapat memberi data nama nama makam yang ada di belakang Mesjid tua, apalagi saat ini kondisinya sangat memprihatikan.
“Makam makam Raja yang ada di Gowa, butuh perhatian bukan hanya BPBC, tetapi Pemrov, Pemda serta Pemkot juga harus duduk bersama membahas kondisi Mesjid tua serta makam makam Raja yang sudah menjadi langganan genangaan di musim hujan.
“Saya juga haran dimana hati nurani Pihak terkait, melihat mesjid kebanggaan Sulsel menjadi kolam renang saat musim hujan, apalagi kondisi ini sudah bertahun tahun,” tuturnya.
Irfan pun menegaskan jika surat yang di layangkan tidak ditindaki, maka Masyarakat dan Pemuda akan bersatu melakukan aksi demonstrasi.
“Jika dalam waktu dekat kami tidak dapat kejelasan terkait situs situs sejarah khusunya (Mesjid Tua Al-Hilal Katangka dan makam makam Raja) yang ada di Katangka, maka kami akan melakukan aksi demonstrasi besar besaran,” tegasnya.
Dalam waktu dekat KPS Bukit Tamalate akan melakukan pertemuan bersama DPRD Sulsel, untuk meminta perhatian khusus terkait kondisi yang ada di Katangka.
” Bukan hanya BPCB, Pemda dan Pemkot tapi dalam waktu dekat kami akan menggelar RDP di DPRD Sulsel,” tutupnya (rls/tim)
