Dosen Psikologi UNM Mengabdi di Sul-Bar, 4 Bulan Pasca Bencana

oleh -

Sulawesi Barat, Mitrasulawesi.id– Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2021, Universitas Negri Makassar (UNM) kini berlangsung di Provinsi Sulawesi Barat, hal ini dilakukan sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat pasca setelah bencana Alam.

Setelah Gempa Bumi pada bulan Januari 2021 lalu, bantuan sosial maupun simpati masyarakat untuk memulihkan kondisi daerah terus dilakukan.

Beberapa masyarakat masih sibuk membenahi rumah meski tidak ditinggali, dan lainnya menata kembali perkebunan dan pertanian yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat di desa Tandaello, kecamatan Ulumanda.

Baca Juga:  Ujian Meja Bachtiar Adnan Kusuma Dinobatkan Guru Kehidupan

Dosen Fakultas Psikologi UNM, melakukan kegiatan PKM di Desa Tandaello, Kecamatan Ulumanda dengan tema “Coaching Sebagai Intervensi Move On Pada Penyintas Bencana Pasca Gempa Bumi”

Kegiatan ini membantu kelompok masyarakat tersebut untuk bergerak maju, keluar dari persoalan yg dihadapi dengan memanfaatkan potensi dan kemampuan masyarakat setempat agar dapat melakukan aktifitas seperti sedia kala walaupun dalam kategori new normal bagi mereka.

Baca Juga:  Ketua Dekranasda Gowa, Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Kerajinan Sutra

Nur Afni Indahari, S. Psi., M. Psi., Psikolog dan Rahmawati Syam, S. Psi., M. Psi., Psikolog, yang merupakan dosen fakultas Psikologi UNM, melakukan intervensi berupa program coaching, hal ini dilakukan agar masyarakat yang notabenenya masih belum bisa move on pasca bencana tersebut, memiliki keberanian untukĀ  berjuang memulihkan mental dan kehidupan kembali demi membangun desa.

“Program PKM sebagai bentuk implementasi ke tengah masyarakat, untuk bisa memberikan semangat dan dampak positif lainnya yang dapat dirasakan masyarakat baik secara langsung maupun tidak,” cetus Nur Afni.

Baca Juga:  Karna Ciptakan Program Sejuta Masker, Pemda Gowa Kembali Raih Piala Natamukti

“Tidak dipungkiri jika melakukan kegiatan seperti ini akan menumbuhkan kepekaan terhadap jiwa sosial kita, dengan melihat kondisi penyintas secara langsung di lapangan, membuat kita bisa lebih kritis dan peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga menambahkan rasa simpati dan empati dalam diri”, tambah Rahmawati Syam.(rls/tim)

Tinggalkan Balasan