Ketua GMBI Distrik Makassar Ingatkan Pemprov dan Pemkot Dalam Penempatan Tatanan Birokrasi

oleh -
oleh

MAKASSAR, mitrasulawesi.id – Mudah marah, kasar, kesombongan, keegoisan, keserakahan, nafsu, intoleransi, kemarahan, tidak demokratis, menang sendiri, berlaku sewenang-wenang merupakan sikap arogan dan otoriter dalam bersikap merupakan tanda-tanda seseorang yang tidak kompeten dalam memimpin sebuah dalam tatanan Pemerintah dan lainnya.

Hal ini diungkapkan Ir.Walinono Haddade selaku Ketua (Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia) GMBI Distrik Makassar mengingatkan kepada Pemerintah baik Kota Makassar ataupun Provinsi Sulsel, bahwa yang layak duduk dalam tatanan birokrasi politik jangan sampai menempatkan orang-orang yang memiliki karakter arogan dan otoriter.

Baca Juga:  Sekprov Sulbar : Pengelolaan Hutan Diperlukan Perencanaan Matang

“Saya mau mengingatkan kepada Bapak Plt.Gubernur Sulawesi-Selatan Andi Sudirman Sulaiman, S.T., Walikota Makassar Ir.H.Mohammad Ramdhan Pomanto dan Ibu Wakil Walikota Makassar Hj.Fatmawati Rusdi, SE agar berhati-hati menempatkan pejabat, jangan sekali-kali memberikan peluang kepada pejabat yang Arogan dan Otoriter, karna itu sangat membahayakan birokrasi pemerintahan itu sendiri,”tutur Ir.Walinono, Senin (27/9).

Dia menambahkan bahwa sikap arogan dan otoriter tidak menjadi kriteria psikologis yang ideal untuk menjadi seorang pemimpin dimanpun, baik dipemeritahan dan diperusahaan swasta sekalipun.

Baca Juga:  Garda Nusantara Preneur Hadirkan 3 Tokoh Pemuda Sulsel

Menurutnya kriteria pemimpin yang tepat harusnya memiliki integritas, menginspirasi, mampu berkomunikasi dengan baik, kemampuan pengambilan keputusan, kreatif dan inovatif, akuntabilitas, percaya diri dan optimis, kecerdasan emosional, transparansi, memperlakukan Ooang lain dengan baik dll.

“Pemimpin yang Arogan terlalu bodoh untuk mengakui kesalahan mereka. Ini dinamakan Duning-Krueger Effect. Artinya, mereka merasa apa yang merek lakukan selalu benar. Kenyataannya, mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka tahu itu sedikit dan tidak penting,” kutipan Jessia Collet, seorang asisten profesor dari University of Notre Dame.

Baca Juga:  KAHMI Maros Peduli Diresmikan Sebagai UPZ Baznas

“Semoga para pelaku dan pelaksana yang ditunjuk dalam birokrasi pemerintah baik kota Makassar ataupun Provinsi Sulsel merupakan pemimpin yang Arif dan bijaksana, dapat mendukung dan mensukseskan visi dan misi pemerintahan itu sendiri,”tutupnya. (ril/tim)

Tinggalkan Balasan