PLN Edukasi Masyarakat Hidupkan Kembali Surga Bawah Laut di Selat Makassar

oleh -
oleh

Makassar, Mitrasulawesi.id – Berwisata di Kota Makassar, Sulawesi Selatan tidak cukup hanya dengan menikmati kulinernya. Tak lengkap rasanya jika belum mengunjungi pulau-pulau indah yang jaraknya tidak jauh dari pusat kota, Senin (6/6).

Salah satunya, Pulau Samalona yang berada di Selat Makassar. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Makassar dan bisa dijangkau menggunakan perahu motor sekitar 10-15 menit. Pulau tersebut termasuk gugusan kepulauan di barat daya pantai barat Sulawesi Selatan serta memiliki pasir putih dan biota laut yang mulai menarik wisatawan.

Dibuktikan oleh Pegiat terumbu karang, Mudasir Zainuddin yang tampak semringah usai menyelam di sekitar Pulau Samalona, karena rasa haru melihat transplantasi karang di lokasi tersebut tumbuh subur.

Pemandangan bawah laut yang dilihatnya itu jauh berbeda dengan kondisi pada Agustus 2021 lalu yang sangat memprihatinkan, di mana masih berpasir dengan karang yang patah dan mati.

Baca Juga:  Perahu Rombongan Pesta Pengantin Tenggelam di Pulau Polassi Satu Orang Meninggal

Aci, sapaan akrab Mudasir Zainuddin, mengungkapkan rasa syukur karena pada bulan September 2021 lalu, transplantasi terumbu karang dapat dilakukan.

Hal itu berkat bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar).

Diketahui, PLN UIW Sulselrabar memberikan bantuan senilai Rp 149 juta untuk pelestarian terumbu karang di Pulau Samalona, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Seremoni penyerahan bantuan dilakukan langsung oleh General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid kepada Ketua Komonitas GGIS (Global Geosains Indonesia Scuba), Zulqarnain pada September 2021 lalu.

“Alhamdulillah. September 2021 sebelum ditanami, kondisi berpasir dan karang yang patah dan mati, setelah dilakukan transplantasi karang di lokasi tersebut, kondisi semakin baik dengan persentase pertumbuhan karang hidup 70 persen,” ungkap Aci.

“Sekarang di lokasi tersebut, sudah banyak terdapat ikan yang bermain, memijah, mencari makan dan berlindung, dan sudah banyak nelayan yang mancing di lokasi tersebut,” sambung laki-laki yang juga anggota GGIS ini.

Baca Juga:  Wabup Selayar Lakukan Monitoring dan Evaluasi Proyek Pembangunan di Kepulauan

Selain membawa manfaat bagi ekologi laut, Aci menilai, bantuan CSR PLN untuk transplantasi terumbu karang di Samalona juga akan membawa dampak positif bagi perekonomian warga yang tinggal di pulau melalui daya tarik pariwisata.

“Tentunya akan membawa dampak bagi masyarakat. Banyak yang menyelam karena jadi spot untuk bermain. Potensi pariwisata laut itu sangat bagus,” katanya.

Terpisah, Ketua GGIS, Zulqarnain menjelaskan, terumbu karang yang ditanam di Pulau Samalona merupakan indukan. Ke depan diharapkan bisa dipanen untuk anakan sehingga transplantasi terumbu karang di lokasi tersebut akan semakin masif.

“Terumbu karang itu habitat dan rumah ikan, semakin rimbun semakin banyak ikan yang tinggal di situ,” katanya.

Dengan suburnya ekologi, dapat menarik wisatawan karena menjadi spot andalan untuk menyelam. Sehingga pada muaranya akan berdampak pada perekonomian masyarakat yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga:  Sport Center di Kulo Resmi, Ini Harapan Bupati Sidrap

“Kita mau ubah bagaimana agar warga berpenghasilan tidak merusak lingkungan dengan bom ikan, tapi dari pariwisata,” pungkasnya.

Saat ini transplantasi terumbu karang di Pulau Samalona menggunakan dua metode yakni, Spyder dan Coral Tress dengan tingkat keberhasilan 70% secara keseluruhan, artinya dari 1.640 bibit terumbu karang yang ditransplantasikan pada September 2021, berhasil hidup sebanyak 1.148.

General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid mengungkapkan harapan kedepannya agar masyarakat tetap menjaga serta melestarikan ekosistem biota laut di Pulau Samalona.

“Kami berharap masyarakat tetap terus meningkatkan kepeduliannya dalam menjaga dan melestarikan ekosistem biota laut serta lingkungan agar terumbu karang di Pulau Samalona senantiasa terjaga,” ujar Awaluddin Hafid.(rls/tim)

Tinggalkan Balasan