SELAYAR, MITRASULAWESI.ID – Sosialisasi Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) diselenggarakan dalam rangka aksi Perubahan Pelatihan Administrator PPSDM Kemendagri Regional Makassar, dilaksanakan di Kampung Keluarga Berkualitas Desa Bontoborusu Kabupaten Kepulauan Selayar, di aula Kantor Desa Bontoborusu, Kamis (4/8/2022), yang sebelumnya telah dilaksanakan pula di Kampung KB Desa Kalepadang Kecamatan Bontoharu.
Selain dari warga Desa Bontoborusu, sosialisasi ini dihadiri dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian sebagai narasumber.
Kadis P3AP2KB Kepulauan Selayar Drs. Andi Massaile membuka kegiatan sosialisasi ini dengan resmi terkait Dapur Sehat Atasi Stunting di Kampung KB.
“Sosialisasi ini untuk Pengenalan, Pencegahan dan Penanganan Stunting dan Gizi Anak dilingkungan Kampung KB yang akan disampaikan oleh narasumber,” ujar Drs. Andi Massaile.
Tambah Andi Massaile menyebutkan sosialisasi ini dalam meningkatkan informasi dan edukasi kepada warga Desa Bontoborusu.
Disamping itu, Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejehteraan Keluarga, Utami Rezki SH., mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan aksi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kampung KB.
Ia menyebutkan sosialisasi ini diselenggarakan di Desa Bontoborusu karena masuk lokus stunting dimana data angka stunting pada tahun 2020 mencapai angka 45,95 persen.
“Tetapi, alhamdulillah. Adanya intervensi yang dilakukan oleh beberapa sektor terkait, termasuk Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana didalam penguatan informasi dan edukasi pencegahan stunting di Kampung KB hingga angka stunting menurun pada tahun 2021menurun.
Penurunan angka stunting di Desa Bontoborusu sekitar 4 persen lebih. Itulah mengapa reformer memilih untuk pengadakan aksi perubahan melalui Dapur Sehat atas atunting dengan memadukan ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan pekarangan untuk pemenuhan pangan lokal masyarakat serta edukasi gizi tentang bagaimana mengolah makanan menjadi makanan sehat bergizi.
DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dimana pengelolaanya terbagi 3 model pengeloaan yaitu model pengelolaan sosial, kombinasi dan komersial,” sebut Utami Rezki.
Lanjut dikatakan bahwa target penurunan stunting tahun 2024 Indonesia adalah angka 14 persen.
“Jadi itulah PR buat kita semua, bagaimana cara menurunkan angka stunting di desa. Karena kita tahu stunting itu adalah kondisi gagal tumbuh pada anak disebabkan kekurangan gizi kronik dalam waktu yang sangat lama terutama di 1000 Hari Pertama Kehidupan dan infeksi berulang yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak,” papar Kabid KB, Ketahanan dan Kesejehteraan Keluarga.
Mengatasi hal tersebut tentunya dengan konvergensi intervensi spesifik dan sensitive, tegas Utami Rezki.
Kemudian sosialisasi ini dilanjutkan praktek membuat Makanan Pendamping ASI (MP ASI) berasal dari pangan lokal hemat dan murah tapi memiliki nutrisi yang tinggi bagi usia anak 8 bulan keatas yang disampaikan oleh nara sumber dari Dinas Kesehatan.(#*#)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.