Memahami Makna Rasionalitas Dalam Memilih Pemimpin

oleh -

Oleh Utteng Al-Kajangi
Sekitar dua bulanan lebih sedikit lagi bangsa Indonesia akan kembali melangsungkan perhelatan akbar demokrasi. Bangsa yang besar nan hebat ini akan melangsungkan pemilu untuk memilih calon-calon pemimpin mereka, baik legislatif maupun eksekutif.

Pemilu kali ini akan memiliki magnitude (ukuran) yang sangat besar dan pastinya akan sangat melelahkan. Hal itu karena pemilu kali ini secara serentak dilangsungkan dalam pemilihan Presiden-Wapres dan anggota DPR dan DPD RI. Tentu harapan dan doa kita semoga tidak mengakibatkan hal yang tidak diinginkan. Sebagaimana kita semua ingat begitu besar jumlah korban nyawa pada pilpres yang lalu.

Baca Juga:  Maksimalkan Perlindungan Siber, Diskominfo Makassar Gelar FGD Penyusunan SMKI

Selain pentingnya mengantisipasi hal-hal negatif seperti di atas, tentu tidak kalah pentingnya juga adalah urgensi mengantisipasi terjadinya ketidak becusan dalam pelaksanaan pemilu. Ketidak becusan itu salah satunya adalah ketika para wasit (pelaksana pemilu) memihak, bahkan ikut bermain.

Baca Juga:  Ribuan Vaksin Tersebar di Makassar, Pj Walikota Harap Bisa Memutus Rantai Covid 19

Tapi tidak kalah pentingnya juga adalah wawasan, mindset dan karakter para pemain (calon pemilih) yang perlu dibenahi. Adalah sangat penting untuk para pemain (pemilih) itu bermain dengan penuh kesadaran, kemurnian hati (tidak dipaksa atau diiming-imingi), dan profesional. Sadar bahwa memilih adalah hak Konstitusional yang sangat penting. Lalu memutuskan pilihan dengan pertimbangan nurani dan akal sehat.


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan