Isra’ Mi’raj dan Kepemimpinan

oleh -

Oleh Shamsi Ali Al-Kajangi

Setelah wafatnya Paman dan berpulangnya isteri beliau ke Rahmatullah’, tantangan yang dihadapi Rasulullah di Mekah semakin menjadi-jadi. Dan itu merupakan anti klimaks dari rentetan tentangan yang terjadi kepada beliau dan para sahabatnya. Dari halangan dalam menjalankan Dakwah, intimidasi dan kekerasan, hinaan dan cacian, hingga boikot kepada keluarga Rasulullah Bani Hasyim.

Rasulullah SAW sebagai nabi dan Rasul menghadapinya dengan iman yang kokoh, kesabaran tanpa pernah melemah apalagi frustrasi. Tapi sebagai manusia beliau merasakan tekanan dahsyat dan beratnya tantangan itu. Terasa sumpek dalam dada beliau. Ada titik-titik nadir yang terjadi dalam perjalanan hidup dan perjuangan yang beliau rasakan.

Baca Juga:  Tim Resmob Polres Selayar Tangkap Pelaku Pencurian HP yang Sudah 2 Kali Terjual

Di saat-saat seperti itulah, sebagaimana sebelumnya, seperti di saat menerima wahyu pertama, di saat terputusnya wahyu beberapa masa (peristiwa Iqra’ dan turunnya Surah Al-Muzzamil), Allah kembali melakukan intervensi khusus bagi sang kekasihNya. Kali ini Allah memberikan hadiah spesial kepada beliau berupa perjalanan agung di malam hari. Itulah yang dikenal dengan Al-Isra’ wal Mi’raj (Surah Al-Isra ayat 1).

Saya tidak bermaksud membicarakan kronologis peristiwa al-Isra wal Mi’raj lagi. Saya yakin kita semua mengetahui bahkan menghafalnya. Saya justeru ingin menyampaikan beberapa makna penting dari peristiwa perjalanan mulia (Isra’ Mi’rah) sang mulia (Muhammad) oleh Yang Mulia (Allah SWT) ke Maqaam yang mulia (Sidratul Muntaha).

Baca Juga:  Mendapat Info Warga Tenggelam di Danau, BPBD Terjun Langsung

Di antara sekian banyak makna-makna dan pelajaran penting itu ada lima hal yang ingin saya garis bawahi kali ini.

Pertama, Al-Isra wal Mi’raj memaknai kehidupan sebagai perjalanan hidup yang penuh tantangan dan rintangan. Bahwa hidup itu adalah perjalanan. Dan perjalanan itu memang identik dengan tantangannya. Tapi di balik tantangan itu justeru terletak tidak saja solusi. Tapi kemudahan dan pintu kemuliaan dari Allah SWT.

Baca Juga:  DPK Sulsel Gandeng BAK Terus Tularkan Budaya Membaca, Kini Torut Jadi Sasaran

Seperti yang disebutkan terdahulu bahwa peristiwa ini terjadi di saat-saat tantangan kepada Rasulullah mencapai anti klimaks. Maka Al-Isra’ Wal Mi’raj adalah pintu penyelesaian sekaligus pintu kemuliaan dan kemenangan baginda Rasulullah dan perjuangannya.


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.