Oleh: Shamsi Ali Al-Kajangi
Beberapa waktu lalu saya menuliskan tentang Olimpiade Paris dan perang terhadap agama dan moralitas manusia. Berbagai acara yang ditampilkan, khususnya ketika penampakan apa yang diyakini umat Kristiani sebagai “jamuan terakhir” (the last supper) Yesus dan murid-muridnya, digantikan dengan penampilan kelompok gay (homoseksual dan lesbian) membawakan acara Satanic Show. Bagi sebagian yang sadar agama dan moralitas, hal ini jelas penghinaan dan peperangan terhadap agama dan moralitas itu sendiri.
Sejarah Barat sesungguhnya bukan baru dan tidak aneh dengan hal ini. Ketidak senangan dan permusuhan (animositàs) Barat terhadap agama dan moralitas memang memiliki sejarah panjang. Bahkan jika kita jujur dengan sejarah agama Kristiani, awal dari pengrusakan agama itu dari keasliannya sebagai ajaran menoteis melalui Yesus terjadi di dunia Barat. Pengobok-obokan agama Kristen sebagai agama tauhidi yang diajarkan oleh Yesus terjadi melalui Konferensi Nicea di Yunani hanya sekitar seratusan tahun pasca diangkatnya nabi Isa AS.
Prilaku atau karakter anti agama dan moralitas itu berlanjut dalam sejarah perjalanan Barat, Eropa khususnya. Pandangan liberalisme terlahir dalam berbagai segmen kehidupan. Salah satunya ditujukan untuk menggusur pandangan kehidupan yang berlandaskan agama dan moralitas. Bahkan konsep yang paling mendasar dalam kehidupan manusia terdefenisikan dengan defenisi iliberal yang antitesis dengan pandangan agama dan moralitas. Salah satunya sebagai misal, defenisi kebebasan (freedom) yang tidak memiliki nilai dan batasan.
Kecenderungan ini (anti dan peperangan kepada agama dan moralitas) seiring dengan kemajuan dan kemenangan Barat, khususnya melalui kolonialisasi dunia lain. Mereka tidak saja merampok kekayaan dunia nkn Barat. Tapi juga pandangan dan defenisi nilai mereka paksakan kepada dunia non Barat, baik secara terang-terangan maupun dengan berbagai “cover up” yang menggiurkan. Kemajuan dan kekuatan perangkat yang Barat miliki menjadikan bangsa-bangsa dunia lainnya tunduk dan sujud kepada defenisi dan nilai kehidupan yang ditawarkan oleh Barat.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.