Mengingat Kelahiran Rasulullah SAW – 02

oleh -

Muhammad SAW adalah Rahmah

Selain dikenal sebagai “al-Uswah al-hasanah” (suritauladan yang baik), dalam Al-Qur’an Rasulullah SAW juga disebut sebagai “rahmah” (kasih sayang). Allah berfirman: “وما ارسلناك الا رحمة العالمين” (dan Aku Kami tidak mengutusmu kecuali sabagai rahmah bagi seluruh semesta).

Sebelum saya menjelaskan tentang apa makna kasih sayang atau rahmah, saya kembali mengingatkan kekeliruan atau kesalahan dalam memahami makna rahmah. Pada umumnya umat Islam memahaminya pada aspek-aspek terbatas dari kehidupan Rasulullah SAW. Khususnya dalam hal karakter pribadinya. Bahwa Rasulullah itu lembut, baik, bijak, dan seterusnya benar dan mulia. Tapi memahami kasih sayang pada aspek itu semata tentu menyempitkan makna rahmah bahkan membatasi deskrikpsi kemuliaan Rasulullah SAW sebagai “insan Kamil” (manusia sempurna).

Baca Juga:  Kembali Berbagi, PLN Beri Bantuan 100 Paket APD RS Pelamonia

Karenanya “Rahmah” harus dipahami secara luas dan menyeluruh. Bahwa Rasulullah sebagai representasi kasih sayang itu harus dilihat secara mendasar pada sosok kepribadiannya, Iya harus. Tapi lebih mendasar lagi kasih sayang itu harus dilihat pada misi kerasulannya. Misi karasulan inilah yang disebut “hidayah” dalam bahasa Al-Qur’an. Sebagaimana Allah berfiman: “dan sesungguhnya engkau pasti menunjuki ke jalan yang lurus” (Surah As-Syura: 52).

Hidayah sebagai rahmah ini mencakup kehidupan manusia secara menyeluruh (kaaffah). Baik pada tataran kehidupan personal (individual) maupun kehidupan sosial (komunal). Pada aspek individual saya tidak lagi akan tuliskan. Karena beberapa waktu lalu saya telah menulis panjang tentang hal ini dengan judul memahami hidayah).

Baca Juga:  Jalin Harmonisasi dengan Masyarakat, Wakil Ketua DPRD Sulsel Gelar Dialog Pertanian

Yang ingin saya elaborasi kali ini adalah rahmah Rasul pada tataran kehidupan sosial (kolektif atah jama’i). Rahmah pada koneksi sosial ini saya menyebutnya sebagai “transformasi” atau perubahan mendasar dalam kehidupan manusia secara kolektif. Dengan demikian ketika Rasulullah disebut sebagai “rahmah” saya menyebutnya sebagai “Muhammad the transformer”. Bahwa Rasulullah SAW itu adalah sosok transformer yang telah hadir membawa perubahan mendasar dalam kehidupan kolektif manusia.

Baca Juga:  Jika Pandemi Covid-19 Berlanjut 1 Tahun, Peserta Didik Belajar di Rumah 1 Tahun

Apa dan bagaimana transformasi komunal yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW? (Berlanjut..).

Jamaica City, 14 September 2024

  • Presiden Nusantara Foudation

Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan