Selama tahun 2024 besaran subsidi dan kompensasi yang digelontorkan APBN sebagai berikut.
– LPG 3 Kg: Rp 80,2 T untuk 40,3 juta pelanggan.
– Solar: Rp 89,7 T untuk >4 juta kendaraan
– Pertalite: Rp 56,1 T untuk > 157,4 juta kendaraan
– Minyak Tanah: Rp 4,5 T untuk 1,8 juta rumah tangga.
– Listrik RT 900 VA: Rp 156,4 T untuk 40,3 juta pelanggan (melalui subsidi) dan 506 juta pelanggan (melalui kompensasi).
– Pupuk Urea dan Pupuk NPK Rp 47,4 T sebanyak 7,3 juta ton pupuk untuk petani.
Ini merupakan bentuk nyata manfaat APBN yang berlangsung dapat dinikmati oleh masyarakat. Melalui belanja subsidi dan kompensasi, APBN melindungi daya beli masyarakat, sehingga perekonomian kita terus bergerak ditengah tekanan geopolitik dan situasi global yang penuh ketidakpastian.
Akun Menkeu Sri Mulyani dikomentari oleh @Wahyuprayogi mengatakan “Benar benar semua seperti kata kata HOAX, harga LPG di kampung aku aja uda nyampe 21-23 ribu, makanya terjun langsung ke lapangan Bu. jangan cuma menerima laporan bawahan ibu yang korup semuanya.”
Akun @gibran.muhammad “Klo LPG harganya 12 ribuan setelah subsidi, perlu diawasi atau diperbaiki penyalurannya ke masyarakat, karena di masyarakat harganya di +20 rban. Sayang bgt udh ditalangin subsidi dari APBN tapi malah marginnya diambil pengusaha, lumayan gede marginnya”.
Namun, dari apa yang disampaikan Menkeu Sri Mulyani, faktanya berbanding terbalik. Khususnya di Kabupaten Kepulauan Selayar harga tabung LPG 3 Kg berkisaran Rp 22.000 – Rp 25.000. Sementara di kecamatan Kepulauan berkisar Rp 30 ribu – 40 ribu rupiah selisi 3 ribu dengan harga non subsidi. (#*#)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.