Kades di Kayuadi Tanggapi Pemberitaan Warganya yang Batal Dapat BLT

oleh -

SELAYAR, MITRASULAWESI.ID – Menyikapi terkait pemberitaan yang berjudul karena salah paham dengan Kades Nyiur Indah, Sandra Bone gagal terima BLT. Kepala Desa Nyiur Indah, Awaluddin Sihak, S.Pd kepada wartawan Kamis (27/5/2020) malam.

Ia mengatakan bahwa masyarakat yang mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) itu sesuai dengan surat dari Kementrian Desa dan ada 14 kriteria yang menjadi persyaratan.

“Melalui hasil rapat di Desa kami itulah. Ada 14 kriteria yang ditentukan oleh Kementrian Desa, dan kalau sudah masuk 9 kriteria yang mereka penuhi itu sudah masuk kategori untuk mendapatkan BLT,” jelas Awaluddin.

Baca Juga: Salah Paham dengan Kades Nyiur Indah, Sandra Bone Gagal Terima BLT

Menurut awaluddin, saat pendataan ada sebagian masyarakat yang diambil KTPnya dan KKnya termasuk Dato Sandra.

“Cuman saat kami musyawarahkan dengan BPD, Kepala Dusun dan anggota Relawan Covid, sebagian yang diambil datanya tidak memenuhi sembilan syarat itu termasuk Dato Sandra, hingga kami menetapkan yang memenuhi persyaratan hanya 67 KK,” kata Awaluddin.

Baca Juga:  Wakil Bupati Inspektur Upacara Penurunan Bendera HUT RI ke 78

“Karena tidak memenuhi syarat, kami tetap masukkan namanya di bantuan lain cuman awalnya di posisikan di bantuan yang di Dinas Sosial, hingga esoknya keluar lagi surat dari Kementrian bahwa untuk mendata ulang karena ada penghapusan ke 14 kriteria itu sehingga awalnya dari 67 KK sudah berubah menjadi 142 KK termasuk dato Sandra andai dia (Dato Sandra, red) tidak mengambil paksa datanya di kantor Desa saat itu,” tambah Kades Nyiur Indah.

Baca Juga: Pemkot Makassar Sediakan Lahan Parkir Strategis

Sebenarnya ia sudah bisa masuk dibantuan Desa itu, karena ada penghapusan ke 14 kriteria, tapi karena tidak mau lagi menerima bantuan dan bahkan datanya di robek sehingga tidak ada lagi yang kami jadikan dasar.

“kami tidak menghapus namanya sebelum ia mengambil paksa datanya karena dia sendiri yang minta untuk dikeluarkan namanya sehingga kami keluarkan,” ucapnya.

Baca Juga:  Pasien Peserta BPJS Keluhkan Beli Obat di Apotek Luar! Dirut RSUD Hayyung Simpan Resepnya Bisa Diganti

Ditanya mengenai solusinya dan kira kira masih bisa mendapatkan bantuan tersebut, Awaluddin menjawab, susahmi pak untuk dimasukkan datanya, pertama kita sudah penetapan, kedua sudah pembagian dan ketiga pelaporan juga kita sudah laporkan ke instansi yang berwenang. Jadi agak susah untuk dimasukkan kembali karena sudah finalmi itu kemarin.

“Saya sangat sesalkan karena ia mengambil paksa datanya sementara kita tidak punya niat untuk tidak memberi, memang awalnya tidak masuk di BLT, karena dia tinggal dirumah batu sementara yang kita dasari dalam persyaratan dimana dia tinggal maka disitu kita ambil kriteria dan penilaiannya pada saat pendataan, tetapi setelah muncul surat ke dua dari kementrian ia sudah bisa masuk karena ada penghapusan dari ke 14 kriteria itu.

Ditanya lagi mengenai para penerima BLT itu sebelumnya belum diketahui secara publik, kenapa bisa ada orang yang menyampaikan ke Sandra bahwa dia tidak dapat.

Baca Juga: Pahlawan Sri Langka dari Tanah Makassar

Baca Juga:  Sekda Selayar Lepas 14 Kafilah Ikuti Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadits Nabi

Awaluddin menjawab saya tidak tahu terkait itu atau dari mana ia mendapatkan informasi tersebut tapi yang jelas kami sama sekali tidak menghapus datanya dari daftar penerima bantuan sebelum ia mengambil paksa datanya

“Saya sama sekali tidak pernah baku salah paham dengan siapapun, apalagi sama Sanra. Dan seandainya sebelum penetapan, dia menyampaikan ke saya bahwa dia masih mau dapat, maka kami akan masukkan kembali tapi ini sudah ditetapkan dan dilaporkan semua, baru ada infonya bahwasanya ia ingin mendapatkan bantuan tersebut”, tandasnya

“Jadi untuk memerima bantuan lagi, belum bisa dipastikan karena data sudah kami kirim semua, sudah penetapan dan pembagian kecuali ada perubahan data baru bisa dimasukkan,” jelasnya lagi.

Kades Nyiur indah berjanji akan mencoba koordinasi ke Dinsos.

“Mudah mudahan masih ada peluang untuk mendapatkan bantuan. Tapi kalau di Desa kayaknya sudah tidak bisa lagi,” tutup Awal.

Tinggalkan Balasan