SELAYAR, mitrasulawesi.id – Dari segi geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada di tengah-tengah Indonesia. Baik dari arah Timur ke Barat, maupun dari arah Utara ke Selatan.
Posisi tengah ini, kalau dikatakan bahwa Indonesia berada ditengah dunia. Maka tidak berlebihan kalau kita katakan Selayar pusatnya dunia.
Demikian penyampaian Wakil Bupati Kepulauan Selayar Saiful Arif, kepada awak media diruang kerjanya, Senin (6/12/21) saat menyampaikan visi Bupati dan Wakil Bupati terpilih 2020 lalu “Selayar sebagai Bandar Maritim Kawasan Indonesia Timur”.
“Saat ini Selayar usianya sudah 416 tahun dan di yakini lahirnya itu tanggal 29 November 1605,” kata Saiful Arif.
Tahun 1605 adalah hasil seminar dan disepakati bahwa disitulah Islam untuk pertama kali masuk di Selayar dan ditandai dengan dibangunnya Mesjid pertama di Kampung Gantarang Lalangbata, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai.
Selayar terdiri dari 132 Pulau. Panjang pantainya 670 kilo. Enam (6) Kecamatan berada di daratan dan 5 Kecamatan menyebar di Kepulauan.
“Maka kami (Basli Ali – Saiful Arif) ambil kata maritim, dan ini sekali lagi juga bukan barang baru. Karena Bandar dan maritim itu dibuktikan oleh peninggalan-peninggalan sejarah,” ulas Wakil Bupati Kepulauan Selayar.
Saiful Arif mengupas lebih dalam lagi, ia menyebutkan bahwa Bukti tersebut berada disejumlah titik. Seperti muatan kapal tenggelam di Sangkulukulu.
Kemudian ada nama-nama yang sangat berhubungan dengan negara luar seperti Majapahit, di Bonerate. Hongkoang di pantai timur. Dan ditemukannya jangkar raksasa di Padang bahkan di tempat lain yang lebih besar.
Terutama dan terkhusus, hanya ada dua (2) di dunia yakni Gong Nekara. Satunya di Selayar dan satunya lagi ada di Cina.
Itu membuktikan dengan data-data dan peninggalan sejarah ini. Selayar dulu pernah menjadi jaringan perdagangan nasional bahkan internasional.
“Itu yang mendorong dan memotivasi kami dengan pak Basli untuk mengusung,” jelasnya.
Visi ini kita tidak bisa capai tanpa program unggulan. Maka untuk menopang visi ini ada tiga program yang kami canangkan. Dan kemudian sudah masuk di RPJMD menjadi program pembangunannya Selayar.
“Bukan lagi program calon Bupati, bukan program Bupati dan Wakil Bupati Terpilih, tapi program pembangunan karena sudah menjadi Perda. Perda ini kesepakatan melalui perwakilannya di DPR,” tegas Saiful Arif.
Tiga pilar penopang visi itu yang pertama Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Yang kedua Kawasan Industri Perikanan Terpadu. Yang ketiga Pusat Distribusi Logistik Kawasan Timur Indonesia.
“Itu ditopang oleh satu program pembangunan kemasyarakatan yang kami gelar dengan istilah Gerbangsari (Gerakan Membangun Desa Mandiri),” tutup Saiful Arif.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.