Sedih ! Warga Demo di Parigi Moutong Berujung Duka

oleh -
oleh
Aksi Demonstrasi Penolakan Tambang PT Trio Kencana pada Sabtu 12 Februari 2022

Makassar, MitraSulawesi.id– Aksi penolakan tambang yang dilakukan warga dari Kecamatan Toribulu, Kasimbar, dan Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah pada Sabtu, (12/02/2020) berujung duka.

Hal di atas dibenarkan oleh Narahubung Ramadani saat dikonfirmasi.

” Benar salah satu peserta aksi meninggal saat kepolisian mencoba membubarkan aksi,” akunya ke awak media kami, Ahad 13/02/22.

Ia bernama Aldi (21) pemuda Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong tewas, diduga tertembak peluru aparat kepolisian.

Kejadian itu bermula, ketika pada 7 Februari 2022 lalu, warga dari tiga kecamatan yang menggelar aksi tolak tambang menuntut gubernur Sulteng, Rusdy Mastura untuk membuat rekomendasi pencabutan tambang PT Trio Kencana ke kementrian ESDM

Baca Juga:  TKA China Punya 15 Kategori Keahlian, Ketua DPRD Sutra Langsung Pastikan

Gubernur Sulteng, melalui Tenaga Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan Antar Lembaga dan HAM, Ridha Saleh, berjanji untuk menemui massa aksi sehingga bisa mendengar aspirasi dan tuntutan warga.

Janji gubernur Sulteng itu pun ditagih oleh masyarakat dalam bentuk aksi demonstrasi pada Sabtu, 12 Februari 2022 mulai pukul 10.30 Wita hingga malam hari.

Baca Juga:  Pergub Sulteng Tentang Swab Test Mahal, Mengundang Reaksi Anggota DPD RI

Sayangnya Gubernur Sulteng tak kunjung datang menemui peserta aksi tersebut. Karena massa merasa kecewa akhirnya massa memblokir jalan di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong.

“Pemblokiran yang kami lakukan itu diharapkan bisa memantik respon gubernur untuk segera bertemu dan mengabulkan tuntutan kami untuk
Membuat rekomendasi pencabutan ijin usaha tambang PT Trio Kencana kepada Kementrian ESDM,” ungkap Ramadani selaku narahubung yang merupakan Kepala Dapartemen Riset dan Data Base Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Sulteng.

Baca Juga:  Baksos Polres Banggai Harap Bisa Rangsang Hati Masyarakat

Dijelaskan, Warga yang enggan membubarkan diri sebelum bertemu Gubernur itu, kemudian dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian yang berjaga. Dari video yang beredar, terdengar letusan tembakan yang berulang-ulang dari arah aparat kepolisian yang berjaga.

“Korban sempat di larikan ke puskesmas terdekat, namun Tuhan berkehendak lain, nyawanya tak tertolong,” jelasnya.

Dalam insiden tersebut, seorang massa aksi bernama Aldi tewas diduga terkena tembakan peluru dari aparat kepolisian.(Anggi/tim)

Tinggalkan Balasan