SELAYAR, mitrasulawesi.id – Mendengar kabar seorang nelayan Desa Rajuni, Kecamatan Takabonerate Kepulauan Selayar terkena ledakan bom rakitan saat melakukan penangkapan ikan pada minggu 29 Mei 2022, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DPC Kepulauan Selayar, Halim Rimamba, angkat bicara.
Ia menyesalkan kejadian ini karena masih ada korban dari ledakan bom ikan dalam wilayah Taman Nasional Taka Bonerate (TNTB).
“Semua persoalan destruktif fishing, dominan dilatar belakangi oleh “pungli” rutin semacam arisan abadi yang membelit nelayan kita,” sebut Halim Rimamba, kepada mitrasulawesi.id, Jumat (3/6/2022).
Seharusnya TNTB dan lembaga-lembaga pemerintah dan non pemerintah yang konsen ke Kawasan TNTB bertanggung jawab atas insiden seperti ini.
Para pihak yang konsen ke TNTB menurut saya justru melakukan pembiaran demi “setoran” atau “pungli” abadi yang menjerat nelayan kita selama ini.
Menanggapi terkait berita bahwa disinyalir warga Taka Bonerate cari ikan gunakan Bom dan 1 orang terkena ledakan?
Nelayan selalu menjadi korban dan obyek penderita atas kerusakan lingkungan kelautan perikanan kita, sementara penjahat kemanusiaan sesungguhnya sebagai asal-muasal semua soal tidak pernah tersentuh selama ini.
Semua komitmen, program dan upaya mengurangi apalagi menghilangkan destruktif fishing yang di koar-koarkan pada level atas terkesan “asbun”, agar dianggap peduli terhadap destruktif fising.
Padahal faktanya tidak ada upaya dan perintah sungguh-sungguh ke aparat level bawah untuk menghilangkan “pungli” (destruktif fising) tersebut. (#*#)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.