Kisah Succitarini Menyebarkan Warisan Budaya ke Seluruh Dunia

oleh -
oleh
Succitarini Delyana

Sidrap, MitraSulawesi.id– Succitarini Delyana perempuan kelahiran Palembang 14 Desember 1978 yang kini menetap di New Zealand konsisten mengenalkan batik ke seluruh dunia.

Aktiyitas diatas ia mulai sejak 2015. Menurutnya, filosofi dan history batik memiliki ke eratan terhadap Indonesia atau nusantara.

“Yang membuat saya tertarik pada batik adalah filosofi dan history-nya yang sebetulnya sangat erat dengan Indonesia atau Nusantara. Banyak banget komponen didalamnya yang berhubungan dengan budaya yang sangat indah dan ini jugalah yang menjadi falsafah hidup saya,” ucap Sucittarini ke awak media detik pada,Sabtu 01 Oktober 2022 yang lalu.

Ketertarikan Succitarini Delyana terhadap batik suatu hal yang tak pernah ia duga seblumnya. Saat itu, ia tengah mengunjungi Yogyakarta tanpa disengaja ia melihat batik di pameran yang di gelar di balai kota jogja. Melalui pandangan pertama itulah ia tertarik dan ingin mengenal lebih dalam tentang batik.

Baca Juga:  Dandim 1401/Majene beri Materi Wawasan kebangsaan

Succitarini Delyana juga menceritakan bahwa Ketua Sekar Jagat heran dengan cara duduk dan posisinya memegang canting batik. Ia sempat di kira telah akrab dengan prosesi membuat batik. Padahal hal itu pertama kali Succitarini Delyana mengenal batik.

“Saya banyak mendengar dari pembatik di desa bahwa anak-anaknya tidak mau melanjutkan batik lagi. Dari sana saya terinspirasi untuk menunjukkan bahwa anak muda bisa melestarikan batik dan mengangkat batik secara autentik,” tuturnya.

Berawal dari situ lah, Succitarini tergugah untuk membawa dan memperkenalkan batik keada bangsa di negara lain. Keinginannya itu sempat di tertawakan oleh teman-temannya. Mereka menganggap ide Succitarini itu bagai mimpi di siang bolong.

Meski demikian, tekad Succitarini tak goyah. Ia kemudian mencari cara untuk dapat mewujudkan mimpinya tersebut. Setelah beberapa kali ia berupaya, kerja kerasnya pun terbayarkan.

Baca Juga:  TNI Sidrap Bakal Sulap Tanah 20 Hektar Menjadi Kebun Jagung

Alhasil, ia mengaku pihak kementerian datang ke tempatnya dan mendengarkan mimpi Sucittarini tersebut. Perjalanannya mengenalkan batik ke luar negeri pun dimulai. Hingga kini, hampir seluruh benua, kecuali Afrika, telah ia datangi.

“Misi saya adalah ingin menunjukkan ke semua negara atau bangsa lain bahwa ini loh Indonesia yang memiliki beragam culture dan tidak bisa didapatkan di negara lain, salah satunya adalah batik. Untuk 1 sesi hanya 45 menit dan di sana saya akan memberikan historical, filosofi, meditasi dan cara membatik,” jelasnya.

Respons yang dia terima setiap kali memperkenalkan batik di luar negeri sangat beragam. Tak sedikit yang jatuh hati dan menunjukkan keinginannya untuk bisa segera datang ke Indonesia.

Hingga kini, Sucittarini terus melakukan misinya mengenalkan keindahan batik Indonesia di luar negeri. Ia berharap generasi muda Indonesia kian mencintai batik yang merupakan salah satu warisan budaya.

“Dari batik ini, kita bisa melihat lebih banyak opportunity. Dengan belajar batik kita secara langsung terkoneksi dengan diri kita dan mendapatkan inspirasi,” imbuhnya.

Selain aktif memberikan workshop tentang batik di luar negeri, Sucittarini kini juga tengah disibukkan dengan aktivitasnya mengenalkan batik sebagai art healing. Ia kerap mengunggah aktivitasnya tersebut melalui akun Instagram denayabatikhealing_bali dan delyanas.

Baca Juga:  Bapenda Makassar Hadiri Rapat Perumusan Rencana Kerja Perubahan Prangkat Daerah 2022

Dari kisah Succitarini kita belajar, mencintai dan berbangga terhadap warisan budaya bangsa merupakan tugas dan tanggung jawab kita semua. Bukan hanya Succitarini, para budayawan, melainkan bangsa Indonesia.(HK/Tim)


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.