KMP Takabonerate, yang seharusnya melanjutkan perjalanan dari Kayuadi ke Pattumbukan setelah singgah di Jinato, justru kembali ke Kayuadi sebelum melanjutkan rute ke Pattumbukan.
Perubahan tersebut mengakibatkan perjalanan menjadi lebih lama, memicu kritik dari penumpang dan netizen di media sosial.
Sementara sumber lain diatas kapal mengatakan seandainya rute tadi tidak lagi ke Jinato langsung saja ke Pattumbukan kemungkinan besar pasien yang meninggal akan mendapatkan pertolongan pertama dari tim medis jemputan.
Peristiwa tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga almarhumah sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya efisiensi transportasi di wilayah kepulauan.
“Memang takdir tidak bisa ditolak dan harus kita terima sebagai wujud kekuasaan Allah SWT. Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun,” ucap Arifuddin.
Insiden tersebut kembali menyoroti urgensi perbaikan infrastruktur transportasi di Kepulauan Selayar, terutama bagi layanan kesehatan. Dinas Perhubungan diharapkan segera mengupayakan perubahan rute agar perjalanan lebih singkat dan keselamatan penumpang, terutama pasien rujukan, dapat terjamin.
Para pengguna KMP Takabonerate dan masyarakat luas kini menantikan tanggapan cepat dari pemerintah pusat untuk memastikan tidak ada lagi korban akibat masalah rute transportasi yang berlarut-larut. ***
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.