Survei yang dilakukan pada 20 tahun lalu saja menunjukkan, tutupan terumbu karang di Takabonerate hanya tersisa sekitar 78 persen, dan pada hasil survei tahun 2009 menunjukkan, tutupan terumbu karang di kawasan itu tinggal 60-70 persen. Sehingga diperkirakan pada tahun 2025 ini jika kegiatan destruktif tidak dapat dibendung maka terumbu karang yang hidup akan tersisa 20 persen malah dibawahnya
Data situs Departemen Kehutanan menunjukkan, sedikitnya ditemukan 261 jenis terumbu karang dari 17 famili. Sejumlah 15 pulau gosong karang di taman nasional itu dikitari titik penyelaman yang memikat
Bukan saja ikan karang, namun siklus ikan pelangis yang biasa melintas diperairan Takabonerate juga sudah berkurang. Hal ini diduga adanya aktivitas penangkapan ikan yang berlebihan oleh kapal nelayan dari luar yang diizinkan maupun masuk secara illegal ke taman nasional Takabonerate.
Termasuk adanya aktivitas kapal-kapal pursen (gae) yang secara rutin melakukan penangkapan ikan. Dan aktivitas kapal ekspor ikan hidup yang melakukan pembelian besar-besaran disejumlah keramba pengusaha dalam kawasan Konservasi Takabonerate.
Informasi kegiatan over fishing ini dibuktikan dengan tingginya hasil produksi perikanan yang diangkut dari kawasan Takabonerate dalam sepuluh tahun terkahir ke sejumlah pelabuhan perikanan diluar Selayar.
Namun hal ini tidak menguntungkan daerah Kepulauan Selayar dan tidak signifikan mendongkrak ekonomi masyarakat, karena sebagian besar hasil kekayaan ini tidak tercatat sebagai hasil perikanan Selayar alias illegal.
Menurut sejumlah sumber yang dimintai komentar mengenai hasil laut dalam Kawasan Takabonerate pada intinya mulai khawatir, akan kesulitan mendapatkan hasil perikanan jika Pemerintah tidak serius menyikapi dan menghentikan aktivitas illegal dan over didalamnya.
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.