Pelabuhan Ibrahim Thalib Pamatata Kabupaten Kepulauan Selayar

oleh -
Foto: Kapten Ibrahim Thalib, Ketua DPRD Selayar Tahun 1982

Karier dan aktivitas politik inilah yang menyita sebagai besar waktu beliau dalam pengabdian beliau terhadap bangsa dan negara.

Foto: Kamaruddin Nazar, BA., bersama Abdul Halim Rimamba.

Ditanya tentang Veteran pejuang kemerdekaan Ibrahim Thalib Rahimahullah yang pernah menjadi atasan beliau di Golkar, “Pappi Kamar” bertutur terharu.

“Beliau (Ibrahim Thalib,red) adalah sosok dengan Karakter yang sangat kuat, teguh pendirian dan dalam bekerja beliau tipe pekerja keras dan memberikan tauladan. Ini saya saksikan sendiri dalam aktifitas kami mengurus Golkar,” kata Kamaruddin Nazar, BA saat ditemui, Kamis (20/11/2025).

Salah satu hasil kerja keras beliau adalah membawa Golkar Selayar berjaya pada pemilu 1982 yang menghantar beliau ke posisi ketua DPRD.

“Hasil kerja keras beliau yang lain sebelum menduduki jabatan ketua Golkar dan ketua DPRD Kepulauan Selayar adalah pelabuhan Pamatata, atas perintah Bupati Drs. Anas Ahmad 1978, pak Ibrahim Thalib yang berposisi sebagai komandan Kodim pada saat itu menginisiasi Pembangun Pelabuhan Ferry di Pamatata,” ungkap Pappi Kamar.

Baca Juga:  Dihadapan Prajurit Yonif RK 762/VYS, Pangdam XVIII/Kasuari : Kalian Hebat

Seluruh masyarakat Selayar faham betul bahwa pembangunan Pelabuhan Ferry di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, yang menghubungkan pelabuhan Bira Bulukumba tidak semudah yang dibayangkan.

Tak semudah saat ini andai dibangun sekarang, sebab waktu itu peralatan dan tekhnologi konstruksi masih terbatas.

“Kapten Ibrahim Thalib menghadapi tantangan itu dengan jiwa dan karakter beliau yang sangat luar biasa,” tambahnya.

Awalnya, pelabuhan Ferry itu direncanakan di Labuang Binanga Nipah yang terletak di Bone Lohe, pas berhadapan dengan pulau Pasi’ Pa’lampuang, tapi disana arusnya sangat kuat sehingga dipindahkan ke Pamatata.

Tantangan di Pamatata tidak kalah besarnya. Batu-batu besar di pantai Pamatata (Andara= dalam bahasa Selayar) tak bisa disingkirkan dengan alat berat apalagi dengan menggunakan tenaga manual pekerja.

Maka dengan pengalaman beliau sebagai militer Kapten Ibrahim Thalib memilih metode dengan diledakkan dengan dinamit.

Tantangan sosial dari masyarakat juga tak sedikit, sebeb sepanjang pantai Pamatata dipenuhi oleh pemakaman masyarakat yang harus dipindahkan.

Baca Juga:  Jusuf Kalla Ingatkan Masyarakat Indonesia Sambut Kedatangan Paus Fransiskus

Disini kepiawaian beliau (Kapten Ibrahim Thalib Rahimahullah) menegosiasi masyarakat agar sukarela memindahkan makam keluarganya yang terkena dampak pembangunan pelabuhan ditunjukkan.

Dalam pengerjaan atau pengerahan tenaga kerja Kapten Ibrahim Thalib mengerahkan masyarakat setempat laki-laki dan perempuan dipekerjakan dan diberikan upah selayaknya.

Ketika Pappi Kamar ditanya soal nama Pelabuhan Pamatata dengan nama pahlawan atau tokoh inspiratif dan punya jasa terhadap bangsa dan negara, bapak Kamaruddin Nazar, BA menjawab: nama Kapten Ibrahim Thalib adalah yang nama yang paling layak jika tidak bisa dianggap paling berhak, sebab beliaulah tokoh utama dibalik pembangunan Pelabuhan Pamatata.

Saya tahu betul dan sangat dekat dengan beliau; Sayalah pembantu utama beliau ketika menjabat ketua DPD Golkar dalam urusan pencalonan, Saya saksi utama bagaimana beliau memimpin DPRD Kepulauan Selayar meskipun relatif singkat karena beliau sakit dan keburu meninggal.

Baca Juga:  Bupati Selayar Terima Penghargaan Nominasi TPID Kab/Kota Berprestasi Kawasan Sulawesi

“Sayalah yang aktif menemani beliau di DPRD sehari-hari, mengantar beliau ke Makassar berobat hingga meninggal dunia dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Panaikang,” kata Kamaruddin Nazar mengenang Veteran Ibrahim Thalib.

Dalam catatan sejarah hidup beliau tercatat sebagai veteran golongan A (tertinggi) penerima penghargaan dalam penugasan negara.

Ini dibuktikan dengan sejumlah piagam penghargaan yang ditandatangani langsung oleh menhan di era orde lama dan orde baru (seperti piagam penghargaan yang ditandatangani oleh Menhan Jenderal AH. Nasution, Juanda, Jenderal Suharto bahkan Presiden Soekarno). (TIM)


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses