Pulau Tinabo salah satu destinasi wisata populer milik Kabupaten Kepulauan Selayar yang berada di Taman Nasional Taka Bonerate Kecamatan.
Selain udaranya sejuk dikala senja dan pagi hari, Pulau Tinabo memiliki substrat pasir pantai berwarna putih dengan topografi daratan yang landai antara 0-2 meter dan vegetasi darat dominan berupa tanaman kelapa, santigi, ketapang, rumput-rumputan, dan perdu-perduan.
Keindahan keanekaragaman bawah laut dan keindahan alamnya yang memukau, serta lokasinya yang jauh dari hiruk pikuk bisingnya kota menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini.
Fasilitas yang tersedia cukup memadai, mulai dari fasilitas penginapan, dive center yang cukup lengkap, serta fasilitas lainnya yang mendukung aktivitas wisata bahari.
Di Pulau Tinabo para pengunjung melakukan aktivitas wisata dan aksi konservasi. Aktivitas wisata yang dilakukan antara lain snorkling, diving, bermain dengan baby shark, dan menikmati keindahan pasir putih.
Sedangkan aksi konservasi yang dilakukan, meliputi penanaman pohon, transplantasi karang, dan pelepasliaran tukik.
Kembali kita bahas sejarah Taman Nasional Taka Bonerate (TNTBR) yang merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, yang dikelola oleh pihak balai Balai Taman Nasional Taka Bonerate dengan sistem zonasi untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Pada tahun 2012 Zonasi dalam kawasan TNTBR terdiri dari 4 zona yaitu Zona Inti (8.341 Ha), Zona Perlindungan Bahari (21.188 Ha), Zona Pemanfaatan (500.879) dan Zona Khusus (357 Ha).
Kemudian tahun 2019 dilakukan review Zonasi terdiri dari 7 zona yaitu Zona Inti (10.046 Ha), Zona Perlindungan Bahari (25.875 Ha), Zona Pemanfaatan (9.491 Ha) dan Zona Khusus (270 Ha), Zona Tradisional (481.334 Ha), Zona Religi, Budaya dan Sejarah (3.279Ha) dan Zona Rehabilitasi (472 Ha).
Secara administratif kawasan TNTBR berada pada Kecamatan Taka Bonerate terdapat 5 (lima) desa dalam kawasan TNTBR yaitu Desa Rajuni, Desa Latondu, Desa Tarupa, Desa Jinato dan Desa Tambuna.
Kemudian pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan pemekaran terhadap Desa Tambuna menjadi 2 desa yaitu Desa Tambuna dan Desa khusus Pasitallu Raya.
Kepala Balai Taman Nasional Taka Bonerate William. D.T. Tengker melalui Kepala TU, Usman, S.Hut.,M.P., mengatakan TNTB terdiri dari beberapa zona, wilayah konservasi dan destinasi wisata berkelanjutan.
”Visi kami yakni Taman Nasional Unggulan dalam Pelestarian Ekosistem Terumbu Karang dan Destinasi Wisata Bahari Kelas Dunia secara Partisipatif dan Berkelanjutan. Misi kami meningkatkan kondisi Kesehatan Ekosistem Terumbu Karang,” ujar orang kedua di Balai Taman Nasional Taka Bonerate, Jumat 22/11/25.

Pada intinya, lanjut Usman, faktor utama perlindungan kawasan melalui pelestarian kenaekaragaman hayati melalui partisipasi aktif masyarakat lokal.
Kepala TU Taman Nasional Usman, S.Hut.,M.P menyampaikan bahwa kegiatan lomba mancing ini bagian dari sosialisasi destruktif fishing agar nelayan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
“Kami dari balai mengucapkan selamat hari jadi Selayar ke 420 Tahun. Dan merasa bersyukur Kampung Hiu dinobatkan sebagai Juara Terbaik API Awards 2025 kategori Ekowisata. Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Bupati, ini semua tidak lepas dari dukungan masyarakat Selayar,” tutup Usman.
Sementara Ketua HNSI Kepulauan Selayar Abdul Halim Rimamba memberikan apresiasi tinggi dengan adanya kegiatan Fhising Turnamen di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.
“Semoga turnamen ini, Pulau Tinabo semakin populer sebagai obyek wisata premium nasional,” cetus Abdul Halim Rimamba.
Diketahui, pulau Tinabo rutin dikunjungi kapal pesiar seperti MV Scenic Eclipse II, Coral Expedition, dan MV Coral Geographer.
Info selanjutnya Fhising Turnamen Taka Bonerate silahkan hubungi 0858-5398-9120 atas nama Udhin/Boge’. (#*#)
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

