Tampil memukau di atas panggung utama CFN, para personel Batti-Batti mampu memancing tepuk tangan meriah dari pengunjung yang memenuhi area Lapangan Pemuda. Alunan musik tradisional berpadu dengan lantunan lirik khas Selayar menjadi daya tarik budaya yang menghidupkan suasana malam minggu masyarakat kota Benteng.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar mengungkapkan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya daerah sekaligus pengembangan ruang publik.
“Tujuan utama agar kesenian tradisional Selayar semakin lestari, termasuk para pelakunya. Ke depan mungkin menyusul kesenian lainnya seperti Dide dan Rambang-Rambang,” ujarnya.
“Selain itu, agar CFN semakin ramai dan menjadi tempat hiburan bagi masyarakat. Para pelaku UMKM di kawasan CFN juga akan mendapat manfaat dari meningkatnya jumlah pengunjung.”tutupnya.
Hadirnya Batti-Batti bukan hanya membawa suasana hiburan, tetapi juga menjadi pengingat nilai historis budaya musik di tanah Selayar. Pemerintah daerah berharap ke depan kolaborasi antara pemerintah, pelaku seni, dan masyarakat mampu menciptakan ruang budaya yang rutin, sekaligus menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap seni tradisional lokal.
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
