Nasib Industri di Tengah Pandemi Covid 19, Siap Mundur atau Tumbuh Berkembang ?

oleh -
oleh
Penulis, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM), Rizqi Fijratullah AB

Makassar, MitraSulawesi.id– Dunia belum lepas dari bayang-bayang pandemic covid 19. Tidak bisa dipungkiri wabah virus Corona telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Salah satu yang menjadi perhatian adalah sektor industri. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk jasa industri. Imbas dari pandemi virus Corona telah membuat aktivitas industri terganggu karena mayoritas masyarakat tidak bisa beraktivitas normal. Akibatnya banyak masyarakat yang harus melakukan aktivitas dari rumah, seperti bekerja atau work from home, belajar, dan ibadah di rumah.Untuk menahan penyebaran virus ini. Pemerintah pun mengeluarkan berbagai kebijakan seperti masyarakat harus menjaga jarak, bekerja dirumah (Work Form Home), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan segala pembatasan tersebut membuat dunia industri melesu. Segala gerak dibatasi sehingga perusahaan tidak bisa beroperasi lagi.

Baca Juga:  HMI Makassar Kembali Aksi, Menuntut Kapolrestabes di Copot

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi corona. Sebanyak 6,3 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah terpuruk selama pandemi Covid-19. Pendapatan harian mereka merosot drastis sehingga ketidakmampuan menjalankan aktivitas usaha dan berujung pada penutupan usaha secara sementara atau bahkan melakukan gulung tikar. Beberapa dari mereka pun mencari solusi untuk bertahan, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi. Karena ditengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), masyarakat cenderung memilih berbelanja online atau e-commerce. Dengan adanya fasilitas ini UMKM dapat terus berproduksi dengan mengikuti aturan kesehatan yang berlaku dan tidak kehilangan pendapatan mereka.

Dalam kondisi serba susah ini, Menteri Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Teten Masduki tetap melihat ada peluang. Seiring melesunya perekonomian global, peluang UMKM untuk mengisi pasar dalam negeri terbuka lebih besar. UMKM bisa menggantikan posisi produk impor, misalkan untuk buah-buahan, sayuran, dan bahan baku sparepart. Kementeriannya juga mengarahkan agar bisnis UMKM bergeser ke produk yang permintaannya sedang tinggi. Misalnya, saat ini sudah ada 100 UMKM yang beralih memproduksi alat pelindung diri.

Baca Juga:  Hasanuddin Contact Pantau Kawasan Tanpa Rokok di Makassar

Tetapi ditengah situasi yang menghambat jalannya UMKM, pemerintah sudah menyiapkan lima skema besar dalam program perlindungan dan pemulihan ekonomi bagi UMKM terdampak virus Covid-19. Kelima skema tersebut adalah (1) pemberian PKH, paket sembako, bansos tunai, BLT desa, maupun pembebasan pengurangan tarif listrik dan Kartu Prakerja, (2) insentif perpajakan,(3) relaksasi dan restrukturasi kredit UMKM, baik melalui penundaan angsuran maupun subdisi bunga penerima KUR, UMi, PNM Mekaar, dan kredit dari Pegadaian, (4) menunda angsuran dan subsidi bunga bagi usaha mikro yang menerima kredit dari LPDB,(5) perluasan pembiayaan bagi UMKM berupa stimulus bantuan modal kerja.

Baca Juga:  Tingkatkan Pengetahuan Bidang Batik, PKK Gowa Belajar Membuat Batik Shibori

Pandemi virus corona yang menekan banyak aktivitas ekonomi ternyata memiliki dampak positif untuk sejumlah perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat membantu di tengah virus corona. Perusahaan tersebut adalah Perusahaan Alat Pelindung Diri (APD), Perusahaan Farmasi, Perusahaan Masker, Perusahaan Makanan dan Minuman, Jasa Logistik, Jasa Telekomunikasi.

Penulis
Rizqi Fijratullah AB


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan Balasan