Gowa,Mitrasulawesi.id– Pengurus Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi), menggelar Audisi bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sulawesi Selatan (Sul-sel), Rabu 26/8.
Pertemuan yang di terima langsung Drs.Hasanuddin MM sebagai Ketua Juru Pelihara BPCB Sulsel, langsung meninjau situs bersejarah yang dianggap butuh perhatian pemerintah.
Hasanuddin bersama rombongan mendatangi langsung situs Bungung Lompoa, yang berada di Kelurahan Katangka Kecamatan Sumba Opu. Pertemuan ini pun membuat perwakilan BPCB merasa prihatin dan akan menindaklanjuti masukan masyarakat.
” Situs Bungung Lompoa memiliki makna sejarah yang mendalam, apalagi sumur ini masih dimanfaatkan masyarakat sekitar makam raja-raja Gowa, sehingga kami menyarankan masyarakat menyurat ke Pemda dan diteruskan ke kami untuk ditindak lanjuti,” cetusnya di hadapan warga dan Mahasiswa.
Sementara itu Arif Wangsa S.A sebagai Direktur Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) mengharap, kondisi Bungung Lompoa harus mendapat perhatian ekstra apalagi memasuki musim hujan pasti akan banjir dan dapat mencemari lingkungan.
“Kami sangat mengharap Bungung Lompa dapat segera di renovasi dan mencari solusi sebelum memasuki musim hujan,” salut Arif.
Aktifis yang aktif dalam kegiatan sosial ini pun, mengapresiasi langkah langkah yang dilakukan oleh pemerintah daerah (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) maupun BPCB, yang meninjau langsung bahkan akan segera memperbaiki situs tersebut.
“Saya yang juga warga Katangka sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan BPCB maupun Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, yang memberi perhatian khusus buat situs sejarah di Katangka,” tuturnya.
Pertemuan yang melihatkan Komunitas Pemerhati Sejarah (KPS) Bukit Tamalate, menjadi langkah awal buat di tengah masyarakat, apalagi sumur dan beberapa situs yang ada di Katangka memiliki umur Ratusan tahun memiliki pesan dalam kebesaran Kerajaan Gowa dimasa lampau.(Ar/tim)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.