Gowa,Mitrasulawesi.id– Pengurus Komunitas Pemerhati Sejarah (KPS) Bukit Tamalate, sukses menggelar dialog Interaktif selama 2 kali dalam sebulan, hal ini dilakukan sebagai bentuk perhatian Pemuda Katangka dan Kalegowa dalam pelestarian sejarah dan budaya.
Setelah mengundang Pemerintah Kabupaten, dan kemarin perwakilan Provinsi, kini Pengurus KPS akan membawa masalah ini ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan akan menghadirkan Anggota DPR RI untuk mengawal pelestarian Budaya dan Sejarah di Gowa.
Hal ini diungkapkan Arif Wangsa sebagai ketua KPS Bukit Tamalate, menurutnya situs sejarah yang ada di Gowa sudah sangat parah dan terbengkalai, sehingga dipandang perlu untuk mendorong pemerintah bergerak cepat memperhatikan hal ini.
“Kami telah mengingatkan beberapa kali Pemerintah Kabupaten hingga sampai ke Bupati tetapi, hingga sampai saat ini tidak ada hasil yang memuaskan masyarakat,” tuturnya.
Arif Wangsa yang juga Direktur Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi) dan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), akan terus berusaha meminta perhatian seluruh stakeholder untuk menjaga Pelestarian sejarah dan budaya.
“Sesuai landasan negara UU nomor 11 tahun 2010 tentang Pelestarian Cagar Budaya, dan UU no 05 tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan, menjadi, menjadi landasan buat kami untuk menggodok pemerintah untuk bisa menegakkan aturan tersebut, sehingga budaya dan sejarah dapat dirasakan hingga anak cucu kita nanti,” tuturnya.
Bukan hanya itu KPS Bukit Tamalate juga akan menggandeng salah satu universitas, untuk memperjuangkan Pelestarian tersebut karena di ketahui beberapa sejarah yang ada saat ini hanya sebatas kenangan.
“Insyah Allah kami telah berkomunikasi dengan pimpinan Universitas untuk terus menggodok Pelestarian sejarah dan budaya agar tidak punah, dan ini menjadi spirit baru kami untuk terus berjuang,” tutupnya.(rls/tim)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.