PANGKEP, mitrasulawes.id– Sudah bertahun-tahun Ikatan Mahasiswa DDI (IMDI) Pangkep mengalami masa kevakuman dan juga sudah 2 kali IMDI Pangkep dikaratekerkan oleh PW IMDI Sulsel, namun hingga hari ini tidak ada upaya yang dilakukan oleh IMDI Sulsel untuk menghidupkan kembali IMDI Pangkep.
Hal ini membuat beberapa senior dan kader dari IMDI Pangkep merasa kecewa dan muak atas kondisi kevakuman yang dilakukan oleh IMDI Sulsel.
Salah seorang kader IMDI Pangkep menyebut bahwa IMDI Sulsel harus bertanggung jawab atas kematian dan kevakuman IMDI Pangkep selama ini karena terkesan ada upaya kesengajaan memperlambat melaksanakan Konfercab.
“Sudah bertahun-tahunmi ini IMDI Pangkep Vakum setelah mendapatkan dua kali SK Karateker yang sepihak dari PW IMDI Sulsel namun sampai sekarang tidak ada langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut,” terang salah satu kader IMDI Pangkep yang enggan disebut namanya itu.
“Termasuk pada kegiatan DKM ini kami tidak diberi tahu sehingga tidak ada utusan peserta dari IMDI Pangkep, padahal kami juga kan kader IMDI dan kami mau sekali ikut tapi karena tidak dihubungi akhirnya tidak ada yang diutus,”katanya.
Dia juga meminta agar segera dicarikan solusi atas kondisi yang ada agar pengkaderan DKD dapat terus berlangsung.
“Ia kita kan mau sekaliki pengkaderan DKD tapi karena cabang dikarateker akhirnya kami tidak bisa melakukan kegiatan DKD padahal sudah banyak mahasiswa mengeluh mau penyelesaian tapi terkendala karena harus punya sertifikat DKD dulu baru bisa urus penyelesaian, hal ini sangat menyiksa seluruh kader dan mahasiswa d kampus STAI DDI Pangkep,”ujarnya.
Ia pun meminta tambahnya agar PW IMDI Sulsel tidak mengabaikan suara dan saran dari kader IMDI Pangkep.
“Kami hanya meminta agar segera dicarikan solusinya, tapi sampai sekarang tidak ada upaya dari IMDI Sulsel untuk menghidupkan kembali IMDI Pangkep padahal disini ada kampus DDI,”
keluh dari kader IMDI Pangkep tersebut. ia juga meminta agar namanya tidak disebutkan dikarenakan takut mendapatkan tekanan dan teror karena telah berani mengkritik IMDI Sulsel.
“Jangan mi tulis namaku kak, karena takutka dapat teror dan tekanan dari atas karena pasti beginian akan dicari tau siapa yang berpendapat,”tandsanya (UB)
