Makassar, Mitrasulawesi.id – Ada beberapa yang menyebabkan terjadinya aksi begal dan tauran di masyarakat, diantaranya adalah faktor ekonomi, pergaulan atau lingkungan, tingkat pendidikan dan aturan yang dinilai masih lemah.
Faktor ekonomi terkadang memaksa masyarakat kita harus bertindak anarkis, atau cara-cara negatif lainnya termasuk tauran dan perang kelompok, ataupun aksi begal.
Demikian diungkapkan Camat Biringkanaya, Benyamin B. Turupadang, S.STP, MSi, dalam diskusi publik “Peran dan Tawuran Masih Marak: Bagaimana Peran Kita Mengatasinya?” di Kampung UMKM Sudiang, Rabu (8/6) malam.
Kemudian lanjut Benyamin, faktor pergaulan atau lingkungan yang sangat mempengaruhi terjadinya tauran atau perang kelompok di masyarakat.
“Jadi dari faktor lingkungan yang paling rawan, bayangkan waktu kami masih kecil-kecil sudah diajari pegang busur, sudah diperkenalkan cara membusur. Saya tahu, karena saya dulu waktu kecil tinggal di Ablam,” kata Beny sapaan akrab Benyamin Camat Biringkanaya.
Kemudian lanjut Benny, tidak bisa dipungkiri terkait aturan yang menjadi lemah. “Jadi ini persoalan aturan juga. Kadang anak-anak yang terlibat tauran misalnya. Mereka diamankan aparat, datang orang tuanya untuk minta tolong. Sebenarnya aturannya sangat jelas, tapi kita tahumi kalau datang orang tuanya, aturan itu menjadi lemah,” pungkasya.
Beny menambahkan, untuk mengatasi dan meminimalisir aksi tauran dan perang kelompok, Pemkot Makassar sudah meberikan solusi dengan menggelar beberapa event untuk anak-anak remaja dan pemuda, seperti Run Race Lantang Bangngia. Selain ada namanya program Jagai Anakta dan beberapa lainnya.
Hadir sebagai narasumber pada diskusi tersebut, Kapolsek Biringkanaya Kompol H. Alimuddin, SH, Komandan Koramil Biringkanaya, Mayor Kav. Salahuddin Basir, dan Kabid Pemberdayaan Pemuda
Dispora Makassar, Muh Dasysyara Dahyar.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.