Marlina : Guru Itu Bisa Mulia Bisa Juga Hina

oleh -
oleh
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Pangkajene Sidrap, Marlina Siri S.Ag., M.PdI.

Sidrap,MitraSulawesi.id– Marlina Siri wanita berusia 50 tahun. Ia mengawali karir di bidang pendidikan pada tahun 2006 sebagai Guru Bimbingan Penyuluhan (BP) atau saat ini di kenal dengan istilah Bimbingan Konseling (BK) di Madrasah Aliyah DDI Wanio.

Tahun 2012 Marlina di mutasi ke Pangkajene. Saat itulah awal mula karir Marlina sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Pangkajene. Saat itu, Marlina di diperhadapkan dengan berbagai persoalan yang ada di MI Muhammadiyah Pangkajene. Kendati demikian, Marlina tidak patah semangat dalam menghadapi persoalan itu.

“Awalnya saya ragu menerima jabatan itu, karena MI Muhammadiyah pada saat itu mengalami krisis, baik itu krisis pembangunan, SDM, hingga masih sedikitnya jumlah siswa. Tapi, Kepala Madrasah saya di MA DDI Wanio memberikan saya motivasi. Katanya, tidak ada sesuatu yang tidak mungkin selama kita bekerja dan berusaha,” jelasnya saat di temui awak media kami.

Baca Juga:  Mengenai Pilwali Makassar, ILV Berkomentar Tentang Fatmawati Rusdi

Seperti kata pribahasa, tidak ada hasil tanpa sebuah peroses. Peroses Marlina sebagai Kepala Madrasah di MI Muhammadiyah Pangkajene memberikan kemajuan terhadap sekolahnya, baik itu dari segi pembangunan fasilitas hingga bertambahnya jumlah siswa.

“Alhamdulillah. Saat ini siswanya bertambah 4 kali lipat sejak dari jumlah siswa pada saat saya pertama sekali menjabat di sini,” imbuh Marlina.
Marlina berprinsip dalam hal menggeluti profesi sebagai tenaga pendidik hal utama yang harus di lakukan adalah bekerja secara professional.

“Menjadi guru itu harus bekerja secara professional, bukan hanya sekedar bekerja saja atau menggugurkan kewajibannya, harus lebih dari itu,” jelasnya.

Menjadi Penjahit

Baca Juga:  Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat, Kapolres Sidrap : Laksanakan Tugas Sesuai Job Description

Sebelum berkarir di bidang pendidikan, ternyata anak dari seorang petani ini pernah menjadi seorang penjahit. Katanya, hal itu ia lakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga kecilnya.

“Saat itu suami sebagai guru honor dan belum bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Bayangkan dek, gajinya guru honor saat itu Rp 25.000 per semester. Makanya, saat itu untuk bisa memberi makan anak-anak saya bekerja sebagai seorang penjahit,” ungkapnya.

Pesan Marlina

Marlina menilai profesi guru merupakan profesi yang mulia selama seorang guru tersebut bisa menjalankan profesinya sebagaimana mestinya seorang guru yang baik.

“Guru itu saya lihat termasuk orang-orang yang mulia kalau kita bisa memuliakannya. Artinya, kalau kita bisa bekerja dengan disiplin, sesuai dengan profesinya maka kita akan bisa menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi guru juga bisa menjadi hina bagi kita manakala kita tidak serius, tidak disiplin, asal mengajar saja,” katanya.

Baca Juga:  Hadir di Momen HUT HIPMI ke 50, Ketum HIPMI Sidrap Perkenalkan Produk Lokal

Marlina berpesan untuk bisa menjadi seorang guru sesorang harus di dasari dengan niat ikhlas dan tidak banyak mengeluh dari segi materi yang di dapatkan, dan tidak malas.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Pangkajene

Nama: Marlina Siri S.Ag., M.PdI.
Tempat Tanggal Lahir: Dea, 18 Juli 1972
SD: SD Negeri 4 Passeno
SMP: SMP Negeri Baranti
SMA: SMK Negri 1 Panca Rijang
S1: IAIN Alauddin Makassar
S2: UMI Makassar

Penulis
Hamka Pakka


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.