Opini: Teori Biaya Produksi

oleh -
oleh
Ilustrasi

Opini, MitraSulawesi.id– Ketika kita membangun bisnis pastinya ada suatu proses yang dinamakan produksi. Produksi itu bisa berbentuk barang, maupun jasa. Dari proses produksi itu, pastinya dibutuhkan modal atau biaya untuk produksi atau memproses suatu produk atau jasa.

Biaya untuk menghasilkan suatu barang yang dijual itu nantinya akan dijadikan patokan untuk memberi patokan harga. Namun, biaya tersebut tak semata-mata hanya biaya bahan baku dari barang yang diproduksi, melainkan ada biaya-biaya lain yang juga harus dihitung. Hal tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut di dalam sebuah konsep bernama biaya produksi.

Definisi Biaya Produksi

Biaya produksi pada dasarnya adalah dana atau modal yang harus dikeluarkan oleh suatu perusahaan selama mengolah bahan baku untuk menghasilkan suatu produk yang akan dipasarkan atau dijual. Oleh sebab itu, biaya produksi ini sudah pasti dikeluarkan dalam kegiatan produksi suatu perusahaan.

Biaya yang dikeluarkan ini nantinya akan dijadikan sebagai bahan patokan untuk menentukan harga jual. Dengan mengakumulasikan seluruh biaya produksi, kemudian digabungkan dengan biaya yang lainnya hingga kemudian ditentukan harganya, biaya produksi digunakan untuk menganalisis dan evaluasi juga keuntungan dan kerugian dari penjualan produk.

Penulis, Mahasiswa IAI DDI Sidrap, Prodi Ekonomi Syariah, Mutiara Indah

Unsur Biaya Produksis

Dalam suatu proses produksi khususnya di bidang manufaktur atau pabrik, terdapat tiga unsur biaya produksi yang perlu ditetapkan untuk menjalankan proses produksi itu sendiri. Yaitu:

  1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan atau material yang digunakan untuk memproduksi barang. Beberapa komponen yang termasuk ke dalam bahan baku.

Baca Juga:  Opini : SIMDIK Berbasis IT, Konsep dan Pelaksanaan dalam Lembaga Pendidikan

Salah satunya adalah bahan mentah atau raw material. Pembelian bahan mentah ini dapat dilakukan dengan cara debit, kredit, maupun impor. Pembelian bahan mentah itu juga termasuk dengan biaya-biaya lain, seperti biaya pengiriman dan biaya pergudangan. Nantinya, biaya bahan baku ini akan dicatat sesuai dengan faktur pemberian yang berisi harga pokok, pajak, serta pengiriman.

  1. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar jasa para karyawan yang berperan dalam memproduksi barang. Disebut tenaga kerja langsung karena mereka adalah karyawan yang bertugas langsung dalam proses produksi.

Proses penentuan gaji karyawan ini dilakukan dengan memperhitungkan proses produksi. Kemudian, perusahaan melakukan penganggaran biaya tenaga kerja dengan mempertimbangkan perencanaan kebutuhan karyawan lebih dulu.

Biaya tenaga kerja karyawan juga tidak semata-mata gaji pokok saja, melainkan tunjangan-tunjangan beserta dengan asuransi yang bisa menjamin karyawan.

Umumnya, nominal gaji ini disesuaikan dengan perannya masing-masing dalam proses produksi. Semakin tinggi tanggung jawab yang diberikan, maka kemungkinan juga akan makin tinggi pula gaji yang dibayarkan.

  1. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan di luar biaya bahan baku dan juga pembayaran gaji tenaga kerja. Biaya overhead ini adalah biaya-biaya seperti pemeliharaan pabrik, mesin-mesin penunjang produksi, sampai biaya sewa tempat.

Biaya-biaya tersebut tentunya bersifat tidak tetap tiap bulannya, atau dengan kata lain biaya itu selalu berubah-ubah, dan sangat memungkinkan untuk mengalami pembengkakan.  Biaya overhead pabrik akan dihitung pada saat seluruh perhitungan selesai dilakukan.

Baca Juga:  Opini: Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam Lembaga Pendidikan Islam
Penulis, Mahasiswa IAI DDI Sidrap, Prodi Ekonomi Syariah, Egi Astuti Delia

Jenis-jenis Biaya Produksi

Biaya produksi terdiri menjadi beberapa jenis, nantinya biaya ini akan diakumulasikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan harga jual produk. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:

  • Biaya Tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang memang tiap bulannya harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan jumlah yang cenderung tidak mengalami perubahan. Dengan kata lain, biaya tetap ini bersifat pasti sehingga akan selalu ada ruang untuk anggaran. Biaya tetap ini pada dasarnya tidak akan mengalami peningkatan meskipun proses produksi juga ditingkatkan.

Contoh dari biaya tetap ini adalah biaya-biaya seperti biaya sewa gedung serta gaji karyawan,

  • Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang besarnya bergantung pada jumlah produksi barang yang diinginkan. Dengan kata lain, ketika jumlah produksi makin tinggi, maka biaya variabel juga akan bertambah. Biaya variabel ini menjadi salah satu biaya yang paling dijadikan pertimbangan untuk memberikan harga produk dalam hitungan per unit.  Salah satu contoh dari biaya variabel ini adalah biaya pembelian bahan baku produk. Biaya pembelian bahan baku tentunya disesuaikan dengan jumlah produksi barang yang ingin dihasilkan nantinya.  Sederhananya adalah ketika kita ingin memproduksi roti dengan jumlah yang banyak, maka pembelian tepungnya juga harus banyak. Sehingga biaya yang dikeluarkan juga banyak.

Biaya variabel ini akan selalu mengalami perubahan, bergantung pada dinamika harga bahan baku. Oleh sebab itu, suatu perusahaan harus selalu bisa mengantisipasi perubahan-perubahan bahan baku agar tidak membuat rugi. Ketika proses produksi berhenti, biaya variabel ini berarti juga tidak akan dikeluarkan.

  • Biaya Rata-Rata
Baca Juga:  Tendensi Memaksakan Pilpres Satu Putaran

Biaya rata-rata adalah biaya yang barang per unit yang berasal dari total biaya produksi kemudian dibagikan dengan jumlah barang yang dihasilkan dari proses produksi. Biaya rata-rata ini dibutuhkan untuk menentukan persentase keuntungan yang ingin didapatkan.

Nantinya, biaya rata-rata ini akan dibandingkan dengan biaya tetap sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan. Setelah diketahui berapa perbandingan antara biaya tetap dan biaya rata-rata, perusahaan akan bisa menentukan keuntungan yang ideal.

  • Biaya Marginal

Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan proses produksi. Biaya marginal ini didapatkan dengan cara menambahkan biaya variabel ketika proses produksi.

Biaya marginal baru bisa ditentukan setelah biaya tetap dan biaya variabel sudah diketahui oleh perusahaan. Penghitungannya dengan cara peningkatan biaya dibagi dengan perubahan jumlah target produksi.  Biaya marginal pada dasarnya berfungsi untuk memaksimalkan kegiatan operasional perusahaan. Dengan biaya marginal ini, perusahaan akan lebih efektif dan efisien memproduksi barang dan menghasilkan keuntungan maksimal.

  • Biaya Total

Biaya total ini adalah total dari biaya tetap dan juga biaya variabel. Biaya total ini merupakan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Biaya total baru bisa diketahui ketika proses produksi sudah menghasilkan barang siap jual.  Sesuai dengan namanya, biaya total ini adalah total dari seluruh pengeluaran baik dari bahan baku, biaya operasional, sampai biaya untuk memasarkan.

Penulis, Mutiara Indah, Egi Astuti Delia