Terkait dengan tema tersebut, Wabup mengemukakan bahwa Al-Qur’an bukan sekedar dicintai tetapi juga harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pengamalan itu adalah bukti bahwa kita cinta Al-Qur’an, ” pungkas Saiful Arif.
Kendati demikian kata Saiful Arif dengan rasa cinta yang mendalam tersirat pasti diamalkan.
Dikutip dari sebagian ceramah Wabup Kepulauan Selayar, dijelaskan bahwa para ahli berbeda pendapat tentang turunnya Al-Qur’an.
Disebutkan ada dua makna Nuzulul Qur’an. Yang pertama kata Saiful Arif Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan ke langit dunia. Makna yang kedua turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dari langit dunia kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril selama 23 tahun atau 22 tahun 2 bulan 22 hari.
“Menurut pendapat ulama turunnya Al-Qur’an waktunya juga berbeda. Ada yang mengatakan di bulan Rabiul Awal, ada juga yang mengatakan di bulan Rajab, juga ada yang mengatakan di Bulan Ramadan,” kata Saiful Arif.
Meski demikian pendapat yang paling kuat adalah di Bulan Ramadan di tanggal 17 Ramadan karena didukung oleh ayat, yang sampai sekarang menjadi tradisi untuk diperingati umat muslim setiap malam tanggal 17 Ramadan.
Pendapat yang paling kuat sambung Saiful Arif bahwa Al-Qur’an turun disaat Nabi Muhammad berusia 40 tahun. Angka ini menjadi angka yang sangat religius dalam agama Islam yaitu angka 40 dan 17.
Dari pantauan pewarta, peringatan Nuzulul Qur’an tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar ini berlangsung dengan aman dan lancar hingga kegiatan berakhir. (Humas Diskominfo SP/Im/AAN/Mukmin)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.