Hidup Sejati dengan HidayahNya

oleh -

Oleh: Shamsi Ali Al-Kajangi

Semua manusia di dunia ini merasa sedang menjalani kehidupannya. Dengan berbagai aktifitas dan kesenangan kemudahan (conveniences) hidup manusia terlena dengan zona nyaman. Seolah semua terjamin dan pasti (taken for granted) dengan kehidupannya.

Padahal jika kita mencoba menyelami lebih dalam lagi tentang hakikat kehidupan akan didapati betapa banyak di antara manusia yang sedang hidup dalam kepura-puraan.

Baca Juga:  Meminimalasir Kerugian Musibah Kebakaran, Bupati Siagakan Satu Unit Damkar di Bontomatene

Hidup kepura-puraan itu bisa dimaknai sebagai menjalani kehidupan dengan ketidak jujuran. Manusia berpura-pura kaya dengan harta dan dunianya. Tapi secara hakikat merana dengan kemiskinan. Manusia berpura-pura pintar. Tapi sejatinya sedang mengalami kebodohan yang menggelikan. Bahkan manusia berpura-pura beradab. Tapi menjalani kehidupan yang sangat biadab. Dan mereka tidak akan merasakan ketenangan hidup karena penuh dengan kebohongan (pada diri sendiri).

Baca Juga:  Terima Proyek TJSP, Bupati Apresiasi PT UPC Sidrap Bayu Energi

Hidup berpura-pura juga bisa dimaknai sebagai kehidupan yang tidak sejati. Merasa hidup tapi sejatinya mengalami kematian. Secara fisik dan material nampak hidup sehat dan kuat. Bahkan merasa dan dipandang sukses oleh banyak kalangan. Namun sejatinya mereka adalah “mayat-mayat” yang bergerak berjalan ke sana kemari di atas bumi ini.

Baca Juga:  Hari Kebangkitan Nasional, Panglima Serdadu Layangkan Surat Terbuka Buat Jokowi Mundur

Realita inilah yang disampaikan oleh Allah dengan sebuah penegasan dalam Al-Quran: “dan tidaklah mereka yang hidup sama dengan mereka yang mati” (Al-Quran, Fatir: 22).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *