Palestina, mitrasulawesi.id – Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, lebih dari 2,3 juta penduduk di Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah. Kehancuran sistematis terhadap sumber pangan, pertanian, air bersih, serta penutupan akses perbatasan yang berkepanjangan telah menyebabkan kondisi hidup yang sangat tragis bagi masyarakat Gaza.
Data terbaru menunjukkan bahwa 75% lahan pertanian telah hancur (11.293 dari total 15.053 hektar), dan lebih dari 96% ternak dan unggas telah musnah. Harga pangan melonjak drastis antara 400% hingga 2600%, sementara seluruh pabrik roti bersubsidi berhenti beroperasi akibat kelangkaan bahan bakar dan tepung.
Dampak kelaparan sudah mulai merenggut nyawa. Hingga saat ini, lebih dari 58 orang dilaporkan meninggal karena kelaparan, termasuk 53 anak-anak, dan sebanyak 3.500 anak berada dalam kondisi gizi buruk akut yang mengancam nyawa.
Bahkan, pada 25 April 2025, Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan bahwa seluruh stok makanan mereka di Gaza telah habis.
Sementara itu, kebutuhan air bersih baik di Gaza Selatan dan Gaza Utara sangat tinggi, dikarenakan saat ini lebih dari 1622 kilometer jaringan air bersih rusak dan lebih dari 2.523 unit sumur warga hancur.
Oleh karenanya, Palang Merah Indonesia (PMI) bersama mitra Wakaf Salman, mitra lokal di Gaza, GDD (Gazze Destek Dernegi), beserta Bulan Sabit Merah Palestina, melanjutkan bantuan air bersih kepada warga Gaza yang paling terdampak, khususnya di wilayah Khan Younis (Gaza Selatan) dan Gaza Utara.
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.