SIDRAP, MitraSulawesi.id–Republik Indonesia tengah merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-74.
Tiap orang mempunyai pemaknaan yang berbeda-beda atas kemerdekaan yang telah diraih para founding fathers.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Syaharuddin Alrif memaknai kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika rakyat merdeka dalam segala hal. Tidak hanya merdeka dari penjajahan, tapi juga bebas dalam seluruh aspek kehidupan.
“Seluruh aspek kehidupan harus dapat dinikmati rakyat, yakni ekonomi, sosial, keamanaman, ketahanan pangan, dan seluruh aspek kehidupan lainnya,” ucapnya. Sabtu 17/8/19.
Syahar mengatakan, generasi sekarang memiliki tugas menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif.
“Tentunya harus diisi dengan tugas dan profesi masing-masing, dan tentunya anak anak muda harus ambil peran,” imbuhnya.
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi selatan ini menambahkan, tantangan terbesar bagi Bangsa Indonesia saat ini adalah intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Perlu pemahaman sikap Bhineka Tunggal Ika sebagai langkah pencegahan.
“Sehingga, tidak ada lagi sekat suku, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut telah terangkum dalam kata Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Jadilah Indonesia,” tutup suami Hj.Haslinda Hasan ini.(HK)
SIDRAP, MitraSulawesi.id–Republik Indonesia tengah merayakan Hari Kemerdekaannya yang ke-74.
Tiap orang mempunyai pemaknaan yang berbeda-beda atas kemerdekaan yang telah diraih para founding fathers.
Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan Syaharuddin Alrif memaknai kemerdekaan yang sesungguhnya adalah ketika rakyat merdeka dalam segala hal. Tidak hanya merdeka dari penjajahan, tapi juga bebas dalam seluruh aspek kehidupan.
“Seluruh aspek kehidupan harus dapat dinikmati rakyat, yakni ekonomi, sosial, keamanaman, ketahanan pangan, dan seluruh aspek kehidupan lainnya,” ucapnya. Sabtu 17/8/19.
Syahar mengatakan, generasi sekarang memiliki tugas menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan hal yang positif.
“Tentunya harus diisi dengan tugas dan profesi masing-masing, dan tentunya anak anak muda harus ambil peran,” imbuhnya.
Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi selatan ini menambahkan, tantangan terbesar bagi Bangsa Indonesia saat ini adalah intoleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Perlu pemahaman sikap Bhineka Tunggal Ika sebagai langkah pencegahan.
“Sehingga, tidak ada lagi sekat suku, agama, dan ras. Semua perbedaan tersebut telah terangkum dalam kata Bhineka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Jadilah Indonesia,” tutup suami Hj.Haslinda Hasan ini.(HK)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.