Sidrap, MitraSulawesi.id–5 Februari 1947 seorang pemuda membangun sebuah rumah, sebutlah ia Lafran Pane, tempat para generasi mahsiswa islam berhimpun dan mengembangkan segala potensi yang ia miliki. Tak terasa rumah itu sudah berusia 73th, Alhamdulillah rumah itu sekarang sudah menjadi emas yang kini menjadi rebutan bagi setiap penghuninya, rela baku senggol kiri-kanan, menjatuhkan satu sama lain hanya untuk menjadi penguasa tunggal di rumah tersebut.
Kecantikan paras yang kau miliki wahai himpunanku membuat banyak buaya yang berlomba-lomba memperebutkanmu, sampai-sampai diperbudak oleh cinta yang membuatnya mabuk kepayang. Yah para pecinta benar-benar mabuk kepayang, merea tak bisa lagi menilai mana benar dan mana yang salah, nalar tak lagi difungsikannya, demi memuaskan hasrat kekuasaan yang mesti diraihnya. Sungguh cantik engkau himpunanku bagaikan primadona yang menjadi rebutan para buaya darat.
Pahlawanku terima kasih atas dedikasimu terhadap negri ini, engkau telah membangun rumah untuk mereka para buaya yang haus akan samudra kekuasaan. Lihatlah ! mereka sekarang sedang menari-nari dalam lautan kemunafikan menjual slogan-slogan ninabobo kepada para bayi yang masih bau kencur, yang tak berdosa dan tak tahu apa-apa.
Sepintas saya teringat sebuah teori dari Sigmund Freud, kurang lebih seperti ini, ia mengatakan “Puncak kenikmatan seorang manusia berada pada libido seks yang dimilikinya”. Lihatlah ! para buaya darat kini sedang berlomba-lomba untuk bisa menyalurkan libido seks kekuasaan yang mampu menodai sucinya tubuhmu. Himpunanku, paras cantik yang kau miliki masihkah suci ? atau kesucianmu sudah ternodai oleh mereka para buaya yang tidak bertanggung jawab ?
Sudahlah ! biar coretan-coretan ini menjadi hantu para pembaca yang mungkin merasa buaya darat. 5 Februari 2019 bukti sejarah akan kelahiranmu wahai himpunanku. Pamflet-pamflet Dies natalis 73 th HMI bertebaran diseluruh penjuru indonesia, entah ! apakah hanya menjadi ceremonial belaka ? atau bahan refleksi khittah perjuangan himpunanku ? bertanya saja pada rumput yang bergoyang.
Penulis
Hamka Pakka
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.