Lutim,Mitrasulawesi.id– Proyek Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Pompengang Jeneberang bersama Balai Komisi Irigasi Luwu Timur, sudah merampungkan irigasi Kalaena, yang berada di Kecamatan Kalaena Luwu Timur.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengang Jeneberang, Ir Supardji saat dikonfirmasi, menyatakan apa yang dilakukan dalam kegiatan infrastruktur seperti irigasi Kalaena tentunya menjadi harapan petani agar bisa merasakan dampak baiknya.
“Syukur Alhamdulillah karena petani di Kalaena sudah menikmati air untuk sawahnya,”ujar Supardji saat dihubungi, Rabu (18/3/2020).
Dari hasil penelusuran sejumlah petani mengucap syukur atas uji coba itu, pasalnya uji coba yang dilakukan Komisi Irigasi sebagai dasar kapasitas air yang akan mengaliri sawah mereka.
“Kami sudah dilakukan uji coba buka air Irigasi Kalaena sejak tanggal 24 Desember 2019, untuk awal masa tanam ke 1 tahun 2019/2020,” ungkapnya kepada media.
Hal ini disampaikan Muhlis, salah seorang penduduk setempat yang berprofesi petani mengaku sudah merasakan hasil dari pekerjaan irigasi Kalaena 2019.
“Petani sudah menikmati air dari aliran irigasi kalaena pak. Alhamdulillah kita merasakan dampak yang baik,”ungkap Muhlis.

Hal senada disampaikan Mustafa, yang menggagap air yang mengaliri dari sawah petani tak luput dari Rehabilitasi Irigasi yang digenjot pemerintah, selama dua tahun ini, dimana sejumlah luapan air yang sebelumnya menjadi kendala petani memperoleh air kini kembali normal.
“Alhamdulillah, tidak ada lagi petani teriak kekurangan air, melihat dari hasil uji coba ini aliran air bagi kami petani itu sudah maksimal memenuhi kebutuhan petani, tentunya ini semua berkat keseriusan pemerintah membenahi irigasi selama dua tahun ini sehingga menghasilkan kepuasan bagi petani sawah,” ucap selaku warga di Desa Lampenai.
Mustapa menambahkan, pemerintah tidak usah pusing soal suara-suara sumbang yang menyudutkan kinerja pemerintah dari segi pembangunan irigasi, menurutnya petani lebih merasakan dan bersentuhan langsung ketimbang orang yang hanya bisa melihat lalu mengkritik.
“Pemerintah tidak usah pusing soal kritikan yang menyudutkan kinerja pemerintah, untuk membangun irigasi yang hanya bisa melihat lalu mengkritik, kami ini petani yang merasakan langsung asaz manfaatnya, saya sebagai petani yang sawah saya paling ujung di lampenai yang menggunakan air, tapi sudah bisa merasakan maksimalnya air” ucapnya yang engan dipublikasi gambarnya.
Melihat kondisi air maksimal mengaliri sawah petani, juga berdampak pada meningkatnya sewa sawah petani, yang sebelumnya, petani hanya berani menyewa sawah 5 juta hingga 6 juta per hektar per panen saat ini memasuki masa tanam ke 1 petani mampu menyewa sawah senilai 7 juta per hektarnya.
“Berkat pekerjaan ini Penen padi dan penghasilan kami meningkat,” katanya saat di sambangi wartawan.
Adapun keterlambatan pengaliran air beberapa waktu lalu itu diakibatkan kemarau, sehingga pihak irigasi melakukan sistem bergilir.
Masyarakat berharap kelanjutan pembangunan untuk tahap selanjutnya, pasalnya masih tersisa sekitar 10 kilometer saluran primer untuk kanan yang membutuhkan Rehabilitasi Irigasi.
” Jika kami melihat masih ada beberapa pekerjaan yang harus di perhatikan perbaikannya dan pemasangan pintu pengatur, agar lebih maksimal lagi,” tuturnya.
Diketahui, saluran primer 10 km itu baru Kalaena Kanan, dan masih ada juga Kalaena kiri yang sangat membutuhkan Rehabilitasi. olehnya itu masyarakat Kalaena memohon agar Daerah Irigasi Kalaena ini di tuntaskan pembangunannya mengingat Daerah Irigasi Kalaena ini yang berada di Wilayah kabupaten Luwu Timur.
” Wilayah kami salah satu daerah Lumbung padi di Propinsi Sulawesi Selatan, sehingga sangat membutuhkan perhatian pemerintah,” tutupnya.(tim)