Sidrap, MitraSulawesi.id–Mungkin tahun 2020 menjadi awal dari duka mendalam bagi seluruh masyarakat dunia. Bahkan tahun 2020 seolah menjadi awal malapetaka besar setelah sekian tahun merasakan indahnya hidup tanpa merasakan ancaman besar yang berpotensi menghilangkan jutaan nyawa manusia.
Mewabahnya salah satu jenis Corona yakni Covid-19 yang telah menewaskan ratusan jiwa manusia tentunya menjadi duka mendalam bagi seluruh ummat manusia yang mendiami bumi.
Ya, Covid-19 telah menjadikan manusia dilanda kepanikan dan ketakutan karena percepatan mewabahnya virus ini terus menunjukkan peningkatan yang signifikan dan menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan kehidupan manusia dimasa yang akan datang.
Berbagai kebijakan pun diterapkan oleh negara – negara di dunia mulai dari Social Distancing, karantina wilayah hingga lockdown. Kebijakan tersebut dikeluarkan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 yang hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya.
Selain menjadi pandemi dan berbahaya bagi kesehatan manusia, Covid-19 juga mengancam keberlangsungan ekonomi global serta perubahan peta geopolitik dunia.
Sesaat dua negara adidaya dewasa ini yakni Amerika Serikat dan Tiongkok menunjukkan tanda – tanda berdamai pasca perang dagang antar kedua negara. Walau sesaat suhu geopolitik dunia pun menjadi lebih sejuk setelah percakapan serius antara kedua pemimpin negara adidaya tersebut, namun hal ini bukan berarti kedua negara tersebut berdamai dalam segala hal.
Hal ini dikarenakan kedua negara tersebut menjadi negara “penyumbang” terbesar penderita Covid-19 sehingga kedua negara tersebut bersepakat untuk melawan Covid-19 dan menjadikannya sebagai musuh bersama.
Kejatuhan ekonomi global kini menjadi ketakutan tersendiri bagi negara – negara di dunia mengingat hampir semua negara – negara dunia kini mengeluarkan kebijakan penganggaran yang cukup besar dalam upaya meredam laju persebaran Covid-19 ini.
Amerika Serikat contohnya mengeluarkan anggaran yang sangat besar untuk menghambat penyebaran virus Covid-19 ini. Bahkan anggaran tersebut menjadi salah satu penganggaran terbesar yang berani dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat dibawah kepemimpinan Donald Trump.
Bahkan lembaga IMF sebagai lembaga yang “mengatur” ekonomi global pun merasakan dampak besar dari kemunculan virus ini. Tak tanggung – tanggung, mereka siap mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk “membantu” negara – negara yang menjadi korban keganasan Covid-19 ini.
Hal ini dilakukan oleh IMF karena Covid-19 menjadi ancaman yang serius yang dapat mengakibatkan dunia mengalami keguncangan ekonomi yang berpotensi mengakibatkan kehancuran sistem ekonomi yang selama ini mengatur jalannya ekonomi global.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa kejatuhan ekonomi global jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan Covid-19 dikarenakan negara – negara yang terimfeksi virus ini berpotensi mengalami krisis keuangan dan berpotensi mengakibatkan kegaduhan global.
Namun dibalik duka manusia yang disebabkan Covid-19 ini, ada yang tersenyum dengan kemunculan virus yang berasal dari Wuhan (Tiongkok) tersebut. Ya, Bumi sedang tersenyum dengan mewabahnya virus ini. Bumi sedang tersenyum dikarenakan lapisan ozon yang terdapat pada lapisan stratosfer pada atmosfer bumi kondisinya semakin membaik.
Berkurangnya aktifitas manusia dalam menghasilkan gas karbon juga mempengaruhi tingkat kualitas udara di bumi. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa salah satu dasar dari perubahan iklim bumi disebabkan banyaknya aktifitas manusia yang menghasilkan gas karbon.
Covid-19 telah memberikan pelajaran penting bagi manusia untuk memahami kediriannya. Walaupun telah menghadirkan duka dan ketakutan yang mendalam, Covid-19 telah menyadarkan manusia akan pentingnya menjaga lingkungannya demi keberlangsungan kehidupan dimasa yang akan datang.
Penulis
Akbar Idris
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.