Jakarta.Mitrasulawesi.id —Menteri LHK Siti Nurbaya menyapa dan berdiskusi langsung dengan anak-anak Indonesia yang telah melakukan aksi-aksi nyata melindungi lingkungan hidup dan kehutanan. Tak kurang tiga puluhan anak dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, serta beberapa aktivis ikut dalam kegiatan yang diselenggarakan secara virtual dari Rumah Dinas Menteri LHK di Jakarta, (21/6).
“Ibu mengingatkan kita semua bahwa kerja anak-anak bersama pemerintah/KLHK sangat penting dan dibutuhkan oleh negara ini, jadi anak-anak adalah pahlawan cilik untuk menjaga Indonesia ke depan. Itu sudah dibuktikan, dalam kerja bersama yang kita lalui,” ujar Menteri Siti.
Menteri Siti pun menjelaskan jika kegiatan bersama anak-anak ini juga dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup (HLH) Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni.
Lebih jauh Menteri LHK mengapresiasi anak-anak Indonesia yang memanfaatkan waktu dirumah saja selama Pandemi Covid-19 ini dengan kegiatan-kegiatan positif terutama terkait dengan bagaimana menjaga dan melindungi lingkungan hidup dengan langkah sederhana.
“Anak anak di rumah saja, kerja keras memikirkan langkah-langkah, ada yang otak atik, ada yang sekolah dari rumah, nah itu Ibu bangga karena kita sama-sama terus pikirkan bagaimana kita berbuat untuk alam kita, untuk Indonesia,” ucap Menteri Siti.
Anak-anak yang berpartisipasi dalam ngobrol bareng Menteri LHK ini adalah anak-anak terpilih yang telah membuktikan dirinya menjadi bagian nyata dari upaya perlindungan lingkungan hidup dan kehutanan yang salah satunya dengan bekerjasama Kementerian LHK.
Ada Keandra Fausta Abisha, siswa SD Global Mandiri Cibubur yang pernah menjalani program sehari menjadi Menteri LHK, bersama dua temannya. Pada diskusi ini Fausta begitu bersemangat menyampaikan pemikirannya terkait pengelolaan sampah medis dimasa Pandemi Covid-19 ini. Dirinya mencontohkan bagaimana masker medis bekas pakai harus dikelola secara baik agar virus Corona tidak semakin menyebar akibat sampah masker yang tidak terkelola dengan baik.
Kemudian ada pula Faiz Ramadhan Putra Suhaerim yang juga siswa SD Global Mandiri Cibubur yang bercerita tentang pengalamannya ikut ke Pulau Komodo pada program peringatan Hari Peduli Sampah tahun 2020. “Sangat senang sekali melihat langsung hewan komodo di habitatnya yang hanya ada di Indonesia. Semoga pariwisata di Pulau Komodo semakin maju dan pengelolaan sampahnya juga semakin baik,” ujarnya.
Selain SD Global Mandiri Cibubur ada juga siswa siswi SD, SMP, dan SMA Lembaga Pendidikan Nasional Satu Pondok Gede yang bercerita tentang sekolahnya yang mengajarkan peduli lingkungan, seperti mengajarkan siswanya memilah sampah, mengadakan hari khusus untuk merawat lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Masih banyak siswa sekolah lainnya yang juga membagikan pengalamannya kepada Menteri Siti, seperti dari Cikal Harapan Islamic Elementary School, Lab School Junior High School, SMA Mardi Yuana Bogor, dan SMP Jakarta Intercultural School.
Selain anak-anak sekolah, para aktivis muda peduli lingkungan juga terlibat dalam diskusi ini, seperti Swietenia Puspa Lestari dari Divers Clean Action (DCA) Panelis di Paviliun Indonesia, COP 23 UNFCCC, Bonn, November 2017. Tenia merupakan Co-founder dan Executive Director Divers Clean Action, komunitas peduli kebersihan laut yang mengajak para penyelam untuk memungut sampah dari dasar laut saat menyelam. Akibat aktivitas itu Tenia juga dinobatkan sebagai BBC’s 100 Most Inspiring and Influential Women 2019, Forbes’30 under 30 Asia’s Social Entrepreneurs 2020, dan Invitee Obama Foundation Leaders Asia-Pacific Forum, Malaysia, Desember 2019.
Selanjutnya ada Yohanes Kevin Hendrawan dan Nesha Ichida dari Youth4Arctic, keduanya sempat berpartisipasi sebagai Panelis di Paviliun Indonesia, COP 21 UNFCCC, Paris, November 2015. Kevin saat ini merupakan youtuber aktif yang channel YouTube nya memiliki 1,83 juta subscriber dengan konten-kontennya terkait lifestyle dan traveling. Nesha Ichida juga merupakan Co-founder dan Advisory Board dari Divers Clean Action.
Kemudian ada Assruro Wildan Mukholadun yang menjadi Panelis di Paviliun Indonesia, COP 22 UNFCCC, Marrakesh, November 2016. Selanjutnya Muhammad Rafa Ibnusina Jafar yang juga menjadi Panelis di Paviliun Indonesia, COP 22 UNFCCC, Marrakesh, November 2016. Rafa merupakan Co-founder Komunitas Pengumpul Sampah Elektronik “EwasteRJ” (17 dropbox spot di 9 kota), Penulis buku “E-Waste: Sampah Elektronik”, dan Ashoka Young Changemaker 2019. Saat ini dia bersekolah di SMA Taruna Nusantara.
Dari Papua ada Alfa Ahoren yang menjadi Panelis di Paviliun Indonesia, COP 24 UNFCCC, Katowice, Desember 2018. Alfa juga aktif dalam komunitas cinta lingkungan bagi anak muda Papua sebagai bentuk pergerakan menjaga dan mencintai bumi. Lalu ada Laetania Belai Djandam dan Adinda Nanda Saraswati yang merupakan Panelis di Paviliun Indonesia, COP25 UNFCCC, Madrid, Desember 2019. Laetania juga anggota Dayak Youth Community. Mahasiswa jurusan S1 Health and Human Sciences, the University of Sheffield ini juga volunteer di Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI), dengan fokus di bidang Planetary Health (kesehatan lingkungan dan kesehatan manusia), dan juga Anggota Komunitas Bogor Mengabdi (bidang lingkungan, Bogor Lestari).
Selain itu ada Ramadhan Subakti yang juga menjadi Panelis di Paviliun Indonesia, COP25 UNFCCC, Madrid, Desember 2019. Anggota Pramuka Saka Wanabakti, Kalpataru Kwartir Nasional ini terpilih mewakili gerakan Pramuka untuk menyuarakan pengendalian perubahan iklim. Lalu ada Sigit Ibrahim Kepala perawat satwa di Pusat Rehabilitasi Primata Jawa, The Aspinall Foundation. Sigit juga Anggota Satgas damkar hutan, Pamswakarsa Cagar Alam G. Tilu, BBKSDA Jabar dan Anggota Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I). Dirinya pernah membantu KLHK sebagai saksi Ahli Penanganan Penegakan Hukum Kehutanan TSL Dirjen Gakkum tahun 2020 dan Polda Jabar tahu 2019. Terakhir ada Octavia Rungkat Tuani, pemenang UN Equator Prize 2019 dan Kalpataru 2019. Octavia berasal dari Masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik.
Menanggapi sharing pengalaman dari para pahlawan-pahlawan muda lingkungan ini, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK, Rhuanda Agung Suhardiman yang ikut dalam diskusi ini memuji aksi-aksi nyata dari para pelajar muda Indonesia tersebut. Dirinya berpesan semakin banyak anak-anak muda yang peduli terhadap lingkungan, maka kualitas lingkungan hidup di Indonesia akan semakin baik. “Raise voice not your noise untuk aksi penanggulangan perubahan iklim,” ajaknya.
Menutup diskusi tersebut, Menteri Siti menyampaikan rasa bangganya dan terima kasih pada anak-anak hebat pada diskusi itu. “Saya menangkap kekayaan Indonesia yang luar biasa pagi ini, kekayaan yang datang dari keberagaman alam, keberagaman adat, budaya, tata cara dan pengetahuan pribadi. KLHK sudah 6 tahun ini terus berusaha mengumpulkan semua pengetahuan dan anak anak hebat yang berpengetahuan dan bagaimana mendorong dan memfaslitiasinya, dan ini sangat penting bagi kampanye yang sangat luas bagi kecintaan kepada indonesia,” pungkasnya.
Pada diskusi ini juga dibagikan hadiah kepada para peserta, yaitu berupa buku biografi kerja Menteri LHK Siti Nurbaya berjudul “Saatnya Berubah / Time for Change”, boneka flagship satwa langka Indonesia, dan 5 batang bibit buah-buahan (Mangga Manalagi, Nangkadak, Belimbing Dewi, Rambutan Binjai, Jambu Jamaika) yang akan diantar ke alamat masing-masing peserta. Selanjutnya juga diumumkan pemenang lomba foto Ditjen KSDAE yang diselenggarakan lewat IG ayoketamannasional official.
Hadir dalam diskusi virtual ini jajaran Pejabat KLHK yaitu Sekretaris Jenderal, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Eka Widodo Soegiri TAM LHK, Sri Murniningtyas TAM LHK, Dirjen KSDAE, Dirjen PPI, Dirjen PDASHL, Dirjen Gakkum LHK, Dirjen PSLB3, Kepala Badan P2SDM, Direktur KKH, Kepala Biro KLN, dan Kepala Biro Humas. (*)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.