Kisah Seorang Wartawan Berhenti Menjadi Perokok Aktif

oleh -
oleh
Darwis Pantong, Pemimpin Redaksi MERPOSNEWS.COM dan Presenter MC TV Ajatappareng

Sidrap, MitraSulawesi.id– Berhenti merokok memang akan memberikan banyak manfaat dari segi kesehatan. Namun hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hanya sedikit orang yang sukses, terlebih bagi pecandu kuat.

Perkara berhenti merokok memang bukan sesuatu hal yang mudah. Bukan berarti seseoerang tidak bisa berhenti. Seperti, kisah yang di alami salah satu wartawan yang ada di Kabupaten Sidrap, Darwis Pantong.

Di sela-sela perbincangan kami, saya menanyakan bagaimana ia bisa berhenti merokok, padahal beliau sebelumnya merupakan seorang perokok aktif. Karena hal itu pun beliau mulai menceritakan bagaimana ia bisa berhenti merokok. Ia bercerita, awalnya ia sebagai perokok aktif sejak tahun 1990. Saat itu ia duduk di bangku SMA.

“Saya mulai merokok aktif sejak SMA. Kalau nggak salah, saat itu tahun 1990. Awalnya coba-coba kemudian berlanjut ketagihan,” tuturnya.

Darwis Pantong bahkan bisa menghabiskan rokok dua bungkus sehari. Kini, Kak Darwis, begitu sapaan akrab saya kepada beliau telah berhenti merokok secara total sejak 03 tahun yang lalu tepatnya di tahun 2019.

Baca Juga:  Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Sosialisasikan Program QRIS dan CIKUR di Selayar

Komitmen berhenti merokok

Menjadi perokok aktif selama 29 tahun sebagian orang menganggap sulit untuk bisa berhenti, sayangnya, hal itu tidak berlaku untuk Darwis. Faktanya, Darwis bisa berhenti merokok meski ia berada di lingkungan para perokok aktif.

“Adinda bisa lihat sendiri lingkungan saya seperti apa. Hampir di kata, semua wartawan yang ada di linkup PWI Sidrap mayoritasnya perokok aktif. Saat berbaur dengan mereka, rasa ingin merokok memang ada. Tapi, karena prinsip saya kuat, maka saya bisa tidak merokok, meski berada di tengah perokok aktif,” jelasnya.

Menurut Darwis alasan di balik ia berhenti menjadi perokok aktif lantaran pernah mengalami gejala sesak nafas.

“Saya pernah dek mengalami sesak nafas saat masih aktif merokok. Sepengethuan saya, saya tidak punya penyakit genetic. Jadi, saya berpikir, saya bisa sesak nafas mungkin karena rokok. Jadi, sejak saat itu lah saya berniat untuk berhenti merokok,” ungkapnya.

“Di rumah masih ada 3 batang rokok lucky strrike sisa rokok yang saya hisap terakhir kali. Saat itu, ada 4 batang, kemudian saya hisap 1 sebagai rokok terakhir dan besoknya saya sudah berhenti. Saya sengaja menyimpannya sekaligus dengan koreknya, karena hal itu saya mau jadikan kenang-kenangan,” tambahnya sembari tertawa lepas.

Baca Juga:  PLN Salurkan 4.750 Paket Sembako Ketahanan Pangan untuk Warga Terdampak Covid-19

Berhenti tanpa tahapan

Beberapa orang untuk bisa berhenti merokok biasanya dilakukan secara bertahap. Mulai dari mengurangi jumlah rokok yang di komsumsi perhari hingga mengkomsumsi gula-gula sebagai pengganti rokok.

Namun, hal di atas tidak di lakukan Darwis. Darwis berhenti tidak secara bertahap. Menurut Darwis berhenti merokok tidak perlu secara bertahap, terpenting niatnya kuat dan teguh pada pendirian.

“Meski beda-beda, ya, cara seseorang berhenti merokok. Kalau menurut saya, kalau mau berhenti, ya, berhenti. Nggak ada kata tapi, ataupun bertahap. Kalau memang niatnya berhenti merokok kuat dan berpegang teguh pada prinsip itu, saya yakin dia bisa,” ucapnya.

Dampak setelah berhenti merokok

Usai berhenti merokok, Darwis mengaku kebugaran jasmaninya meningkat dan gejala sesak nafas tidak lagi ia rasakan.

Baca Juga:  PORPAMNAS VII di Jabar, Sukses di Gelar PD Perpamsi Sulsel Ikut Serta

“Alhamdulillah sejak berhenti merokok kebugaran jasmani saya semakin baik. Dulu saya kurus krempeng, dan saat ini Alhamdulillah. Adek bisa lihat sendiri kebugaran jasmani saya gi mana,” tuturnya sembari raut wajah ceria yang nampak di wajahnya.

Ia pun menilai berhenti menjadi seorang perokok bukanlah sesuatu hal yang mustahil, melainkan hal itu seuatu yang sangat bisa di lakukan oleh seorang perokok yang hendak berhenti menjadi perokok aktif.

“Rokok itu bukan kebutuhan pokok. Jadi, jika tidak mengkomsumsinya bukan berarti kita akan mati. Bagi saya, kalau memang seseorang benar-benar mau berhenti merokok, maka dia pasti bisa, asalkan niatnya memang kuat,” pesannya.

Cerita dari Darwis Pantong mengajarkan bahwa tidak ada suatu hal tidak mungkin bisa terjadi selama kita memilik niat yang kuat dan berpegang teguh pada prinsip.(HK/Tim)


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan Balasan