Andi berpendapat bahwa festival ini tidak efektif dalam mengembangkan pariwisata lokal.
“Kalau hanya mengumpulkan OPD, lebih baik rapat saja di Jinato atau Tinabo, tidak perlu ada festival. Efeknya sama saja,” tambahnya.
Meski belum ada kejelasan mengenai anggaran yang digunakan dalam penyelenggaraan FTB, diketahui bahwa dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten serta dukungan sponsor, termasuk Bank Indonesia, Bank Sulsel, Bank BRI, dan Disparbud Provinsi Sulsel. Festival ini juga mendapat bantuan dari Balai Taman Nasional Takabonerate.
“Ini kegiatan pakai uang negara, dan yang datang menikmati juga pejabat yang menggunakan dana perjalanan dinas. Ini bukan pengembangan pariwisata, tapi menghabiskan anggaran bersama-sama,” sindir Andi.
Meskipun ada tamu yang datang, termasuk kapal pesiar wisata yang singgah di Jinato, Andi menegaskan bahwa pendapatan yang mereka hasilkan tidak masuk ke daerah, melainkan kepada Balai Taman Nasional.
“Pariwisata seharusnya menguntungkan daerah, tapi kalau FTB justru merugikan, harus dievaluasi,” tutup Andi.
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.