Setelah proses persiapan untuk perjalanan suci itu selesai dengan pembersihan dan memasukkan iman ke dadanya, Rasulullah SAW kini siap diberangkatkan. Riwayat menyebutkan bahwa seekor hewan atau dalam bahasa Arabnya “dabbah” didatangkan dari langit. Hewan ini disebutkan lebih kecil dari kuda dan lebih besar dari keledai. Berwarna putih bersih yang sangat indah dan mengagumkan.

Sebelum lanjut membicarakan peristiwa berikutnya, perlu disampaikan bahwa pada tataran akademis pembahasan tentang Isra’ Mi’raj memang agak dilemma. Pertama karena rincian peristiwa ini tercatat dalam banyak riwayat hadits dari minimal dua puluh orang sahabat. Di Kitab Al-Bukhari saja ada enam orang sahabat yang meriwayatkan peristiwa ini dengan riwayat yang cukup panjang. Bahkan sebagian besar hadits di periode Mekah itu berbicara tentang Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW.

Sebagaimana berbagai peristiwa sejarah lainnya yang terjadi dalam perjalan Islam, Isra Mi’raj Rasulullah SAW sesungguhnya tidak bisa dipastikan kapan persis terjadinya. Namun demikian, tanggal 27 Rajab banyak diyakini sebagai malam terjadinya teristiwa penting dan bersejarah itu. Malam di saat Allah memberikan hadiah terbaiknya bagi hambaNya (abdahu), nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW yang diutus untuk alam semesta (rahmatan lil alamin).

Setelah wafatnya Paman dan berpulangnya isteri beliau ke Rahmatullah’, tantangan yang dihadapi Rasulullah di Mekah semakin menjadi-jadi. Dan itu merupakan anti klimaks dari rentetan tentangan yang terjadi kepada beliau dan para sahabatnya. Dari halangan dalam menjalankan Dakwah, intimidasi dan kekerasan, hinaan dan cacian, hingga boikot kepada keluarga Rasulullah Bani Hasyim.

Tidak Ada Postingan Lagi.

Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.