Makassar, mitrasulawesi.id– Pemukulan beberapa wartawan, saat melakukan peliputan di kantor DPRD Sulawesi Selatan jl.Urip Sumohajo Makassar, mendapat kecaman di beberapa organisasi Wartawan.
Basri selaku ketua Umum Perserikatan Jurnalis Siber Indonesia (Perjosi) Sulawesi Selatan, saat di jumpai di cafe Roemah Kopi Jl Topaz kota Makassar, meyesalkan tindakan aparat kepolisian.
“Tindakan yang tidak terpuji kembali terjadi, wartawan ini lindungi undang undang, untuk melakukan peliputan, tidak sepantasnya anarkisme mewarnai pengamanan aksi,” papar Basri, Selasa 24/9.
Pimpinan umum media Djurnalist ini pun mengharap, tugas Polri itu untuk mengamankan bukan sebaliknya.
” Wartawan sudah meyampikan bahwa dia Pers, tetapi pihak kepolisian tetap melakukan tindakan tidak terpuji, jelas ini sudah pelanggaran UU Pers,” ucapnya kepada Mitra Sulawesi.
Pria yang sering menggunakan kaca mata ini pun, mengharap, tindakan ini harus diusut hingga tuntas, jangan sampai menjadi momok buat para wartawan.
“Sudah beberapa kali tindakan kekerasan terjadi di kota Makassar, dan akhirnya berujung damai, semoga para penegak hukum bisa melihat dan tidak memilih kasih atas tindakan ini,” tegasnya.
Semetara itu Adhie selaku wakil ketua keanggotaan Perjosi Sulsel pun mengatakan, bahwa, apa yang terjadi tidak bisa dibiarkan dengan pemikiran yang tidak terkontrol bahkan melukai awak media.
“Dalam rekaman video singkat terlihat dan terdengar, pengakuan beberapa polisi berteriak bahwa yang diamankan adalah wartawan, teriak kapolsek panakukang,” ujarnya.
Lanjut.” Bapak pengayom entah punya hati atau setengah hati nampak jelas ID Card bergelantungan di leher para awak media, akan tetapi masih melakukan tindak kekerasan,” sesal Kabiro Sulawesi terkininews.com.(*)
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.