Makassar, MitraSulawesi.id– Salah satu fenomena postmodern dalam kehidupan sehari – hari yang dapat kita lihat adalah fenomena facebook.Semakin banyak pengguna facebook berarti semakin banyak pula orang yang mulai mengenal dunia maya melalui internet. Tidak soal tua ataupun muda, hampir semua orang dari berabagai kalangan dan latar belakang memiliki akun jejaring sosial ini.
Facebook menjadi salah satu sarana komunikasi yang dipercaya, dimana kita tidak perlu mengirimkan surat dan menunggu balasannya untuk mengetahui kabar saudara kita yang berada jauh di luar kota. Facebook bisa dibilang lebih canggih daripada sms. Facebook dapat membuat kita melihat profil orang lain dilengkapi dengan foto, relasi, jumlah teman atau informasi lainnya yang sebenarnya tidak terallau penting untuk dibahas.Namun kehadiran facebook lebih dari sekedar pemenuhan kebutuhan informasi, ini juga digunakan sebagai hiburan atau pengisi waktu luang.
Seperti halnya pandangan Baudrillard, fungsi utama objek-objek konsumer bukanlah pada kegunaan atau manfaatnya, melainkan lebih pada fungsi sebagai nilai-tanda atau nilai-simbol yang disebarluaskan melalui iklan-iklan gaya hidup berbagai media. Menurutnya, dalam masyarakat konsumer, konsumsi sebagai sistem pemaknaan tidak lagi diatur oleh faktor kebutuhan atau hasrat mendapat kenikmatan, namun oleh seperangkat hasrat untuk mendapat kehormatan, prestise, status dan identitas melalui sebuah mekanisme penandaan Kita dapat melihat kebenaran itu pada fenomena facebook. Kebanyakan orang tidak menggunakan facebook sebagai alat komunikasi yang sewajarnya. Facebook mulai digunakan sebagai suatu tempat dimana orang dapat berdagang disana, padahal berdagang dengan sistem online belum tentu barang dan kualitasnya bagus seperti yang terlihat di foto yang dipampangkan disana.
FenomenaFenomena lain yang dapat kita lihat adalah banyak remaja yang memasang PP (Photo Profile) dengan foto mereka saat bergaya atau sedang menggunakan gadget tertentu seperti sedang menggenggam handphone Blackberry, sedang menyetir, sedang poto didepan mobil, sedang pose memegang kamera SLR yang harganya tidak sedikit, dan banyak pose lainnya yang menunjukkan prestise mereka. Fenomena itu menyebabkan remaja lainnya ikut – ikutan supaya tidak dianggap kalah saingan dan agar dianggap gaul seperti yang lainnya.
Pandangan ini semakin berkembang di era yang semakin modern dimana facebook tidak lagi dijadikan sebagai alat komunikasi sebagai fungsi utama, namun hanya menjadi nilai simbol dimana siapapun ingin menunjukkan prestise yang tinggi yang mereka miliki melalui barang yang mereka gunakan lewat foto yang ditampilkan.
Penulis
Sahnia Abdullah
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.