Manager PT VDNI Ancam Jika 500 TKA asal Cina Ditolak, 3000 Pribumi PHK

oleh -

Sultra,Mitrasulawesi.id–  PT Virtue Dragon Nikel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) angkat bicara terkait penolakan kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina yang akan bekerja di Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara ( Sultra).

External Affairs Manager PT VDNI Indrayanto mengatakan, alasan kedatangan 500 TKA China ke Sultra bertujuan untuk mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS.

Baca Juga:  Polres Gowa, FKPM dan PP Gelar FGD Bahas Gangguan Kamtibmas di Masyarakat

Pengerjaan tungku smelter ini diklaim bakal menyerap lebih dari 3.000 pekerja lokal.

Indrayanto mengatakan, 500 TKA Cina itu merupakan tenaga teknis yang bekerja secara temporer secara bergantian, bukan untuk waktu yang lama.

Mereka adalah tenaga ahli untuk memasang alat pada tungku smelter, untuk produksi dan mempertahankan operasional di lapangan. Saat ini sebagian pembangunan terpaksa diberhentikan sementara karena kurangnya tenaga ahli.

“Setelah mereka melakukan pemasangan, mereka akan kembali lagi ke Tiongkok. Paling lama itu tiga bulan, maksimal enam bulan, tenaga ahli itu paling lama bekerja 6 bulan, jika bisa lebih cepat lagi misal 3 bulan selesai, mereka langsung pulang,” kata Indrayanto keterangan tertulisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Baca Juga:  Ratusan Warga Serbu Pemakaman Macanda Sat Sabhara Turankan Ratusan Porsonil

“Namun dengan pertimbangan terbitnya Permenhub Nomor 25 tahun 2020 serta permintaan dari instansi terkait untuk menunda rencana tersebut, maka pada 24 April 2020, perusahaan memutuskan untuk menunda kedatangan TKA tersebut,” tegasnya.

Baca Juga:  Koperindag Sulbar Gelar Pelatihan UKM , Sekprov : Pelaku Usaha Jangan Gaptek

Kedatangan 500 TKA China ini, diklaim Indrayanto, sudah dinanti ribuan calon pekerja lokal yang telah dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan karyawan di perusahaan pemurnian nikel tersebut.

“Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya,” kata Indrayanto.(*/tim)

Tinggalkan Balasan