Gowa,mitrasulawesi.id– Pergeseran zaman membuat kabupaten Gowa, melupakan banyak sejarah, diantaranya adat dan budaya yang kian luntur, hal ini menjadi rujukan para penulis buku, untuk menyajikan sebuah refrensi dikalangan masyarakat, seperti yang dilakukan Syamsuddin Tika, yang juga penulis lokal yang sangat di kenal di kabupaten Gowa.
Puluhan buku lahir dari jemarinya untuk bisa mengenang sejarah dan kebesaran kabupatan Gowa.
Pria yang sempat berprofesi sebagai Wartawan ini pun, lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menulis buku dan bergelut dengan tinta.
Syamsudin Tika pun melihat, kondisi adat dan budaya di kabupaten Gowa, dimakan moderisasi dan metropolitan.
” Saat ini, memang ada kemunduran pemahaman tradisi, hingga kepekaan terhadap nilai nilai leluhur hilang, itu karna perkembangan teknologi dan moderisasi, harusnya kita sebagai daerah sejarah patut untuk terus menjaga dan melestarikan adat dan budaya,” salutnya, Sabtu 20/6.
Syamsudin Tika, cukup dikenal dibeberapa perpustakaan lokal hingga provinsi, itu terlihat dengan puluhan buku yang sudah menjadi refrensi buat generasi muda.
Syamsudin Tika pun menyambut baik komunitas Litarasi yang berada di Katangka, untuk menumbuh kembangkan potensi generasi muda dalam karya tulis.
“Sebagai generasi muda yang ingin berkecimpung di dalam dunia tulis, itu harus diapresiasi, apalagi sejarah yang saat ini menjadi rujukan generasi saat ini, banyak sejarah yang tersimpan di daerah ini,” tuturnya.
Khusunya dalam tradisi adat yang dapat membantu mempromosikan budaya di Gowa, ini harus di perhatikan, apalagi nilai nilai leluhur yang kian rudup.
“Beberapa kegiatan Tradisional yang sudah jarang ditemukan di Gowa, dan ini menjadi PR buat Pemerintah setempat untuk tetap melestarikan tradisi untuk membantu minat para wisata di Nasional maupun Internasional,” tutur nya saat di jumpai di kediamannya.
Tika pun sempat bercerita bagaimana Balukumba tetap bertahan dengan tradisi yang melekat di masyarakatnya, sehingga manjadi perhatian Dunia.
“Saya mengambil rujukan yang ada di Bulukumba, daerah Kajang yang dikenal tanpa alat moderisasi, mereka tetap bisa hidup dengan gayanya sendiri bahkan menjadi perhatian manca Negara, hal ini pun yang harus di bangun di Kabupaten Gowa, sebagai Daerah yang penuh dengan sejarah, sehingga harus menunjukan ciri khas kita sendiri,” tuturnya.
Tika pun mengharapkan adat dan budaya di Gowa, bisa terus tumbuh dan terjaga, agar generasi muda bisa mengetahui kejadian yang pernah terjadi.(Ar/WD)
Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.