Listrik PLN di Bidang Pertanian dan Peternakan Menjadi Andalan Masyarakat 

oleh -

Makassar,Mitrasulawesi.id–  PLN terus menggenjot program Electrifying Agriculture (EA) dengan meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani dan peternak khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Sejalan dengan program tersebut pada Triwulan (TW) I tahun 2022 pelanggan PLN UIW Sulselrabar menyentuh angka 3,58 juta dengan total daya 5,7 Milyar Volt Ampere (VA). Penjualan listrik PLN UIW Sulselrabar di TW I Tahun 2022 meningkat drastis yaitu 17,95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rabu (13/4.)

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UIW Sulselrabar), Awaluddin Hafid menjelaskan saat ini PLN tengah gencar untuk menyasar pelanggan di bidang pertanian dan peternakan.

Baca Juga:  Sejarah Terbentuknya Negara Indonesia Timur Dipimpin Dr. Ratulangi

“Kebutuhan listriknya cukup besar guna mengoperasikan mesin, selain itu efisiensi yang didapatkan cukup besar apabila menggunakan listrik,” pungkas Awaluddin.

Konsumsi listrik di sektor pertanian dan peternakan sendiri memberikan kontribusi cukup besar bagi pendapatan PLN UIW Sulselrabar, sampai dengan Februari 2022  pertumbuhan penjualan sektor pertanian dan peternakan sebesar 231,26% dibanding Februari tahun lalu.

“PLN optimis keberadaan listrik  mampu meningkatkan produktivitas petani dan peternak, kami berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan serta keandalan pasokan listrik sehingga pelanggan dapat menjalankan usahanya dengan nyaman dan berimplifikasi pada peningkatan ekonomi,” tandas Awaluddin.

Baca Juga:  Kekurangan Guru, Sertu Deni Arya Bantu Mengajar di Sekolah

Peternak Ayam Klaim Hemat Biaya Operasional hingga Puluhan Juta dengan Penggunaan Listrik.

Salah satu peternak ayam kandang tertutup di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, Mustakim mengungkapkan, kunci keberhasilan dalam mengelola peternakan ayam adalah menjaga suhu tubuh ayam.

Peternak milenial tersebut mengatakan, menjaga suhu kandang menggunakan peralatan elektronik seperti kipas blower, penghangat ruangan dan lampu bertujuan meningkatkatkan performa produksi ayam telur maupun pertumbuhan ayam daging.

Lebih lanjut ia menuturkan, adanya pasokan listrik dari PLN dapat membantu peternak lebih efisien.

Jika harus menggunakan genset untuk mengoperasikan kipas blower, penghangat ruangan dan lampu ia membutuhkan rata-rata 3.600 liter solar atau setara sekitar Rp 32 juta per bulannya.

Baca Juga:  Wabup Sidrap Membuka Kegiatan Jalan Sehat PPUW

Sedangkan dengan menggunakan listrik, Mustakim hanya perlu mengeluarkan biaya sekitar Rp 7 juta per bulannya untuk operasional peternakan kandang tertutupnya.

“Setelah menggunakan listrik, kami dapat mengoptimalkan produksi yang tadinya panen membutuhkan waktu 28 hari kini hanya membutuhkan waktu 22 hari sehingga dari sisi efektifitas waktu lebih singkat dan omzet kami pun otomatis meningkat,” imbuhnya.(rls/tim)


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan Balasan