Catatan Tragedi Gaza & Dakwah Islam

oleh -

Tragedi Gaza dan Dakwah Islam

Catatan kelima yang ingjn saya sampaikan juga bahwa Allah seringkali melakukan hal-hal dalam kehidupan ini di luar batas nalar manusia. Salah satunya Allah biasa membuka pintu-pintu “nushroh” (pertolongan bagi agamaNya dengan cara yang tidak disangka-sangka. Bahkan tidak jarang pertolongan itu justeru datang dari arah yang berseberangan dengan logika biasa manusia.

Pengalaman saya yang singkat di Amerika mengajarkan itu dengan sangat jelas dan terbuka. Justeru seringkali keadaan-keadaan tertentu yang kita anggap menjadi tekanan bagi Islam dan pemeluknya justeru berbalik menjadi jalan kemudahan bagi agama dan umat. Di saat ternampakkan agama dan pemeluknya tersudutkan justeru di situlah Allah bukakan jalan-jalan kemudahanNya.

Peristiwa Nine Eleven (9/11) atau apa yang dipopulerkan sebagai serangan “teror” ke Amerika khususnya New York City dan Pentagon di tahun 2001 lalu adalah salah satu peristiwa yang dianggap atau bahkan (dicurigai) dirancang (designed) untuk menghancurkan reputasi Islam. Peristiwa yang menggoncang dan merubah wajah hubungan internasional itu menjadikan Islam oleh sebagian kalangan dianggap telah selesai. Peristiwa 9/11 itu adalah kuburan bagi Islam yang dianggap telah menemukan kematiannya.

Tapi sebagai saksi mata dan salah seorang pelaku sejarah itu saya disadarkan bahwa “mereka berencana, dan Allah berencana. Dan Allah adalah sebaik-baik Perencana” (Al-Quran). Rencana jahat mereka untuk membungkam dan menghentikan langkah Islam dengan peristiwa 9/11 itu justeru berbalik menjadi pembuka cahaya Islam yang menerangi nurani banyak warga Amerika. Ketika Islam dipropagandakan sebagai “inspirasi dan ajaran terorisme” tuduhan itu justeru berbalik menjadi sumber cahaya kehidupan bagi banyak warga Amerika dan dunia Barat.

Baca Juga:  Arqam Azikin: Puan Maharani Penuh Pengalaman Pantas Pimpin DPR RI

Dengan tereksposnya Islam, walaupun untuk tujuan jahat, justeru menjadikan warga Amerika semakin “curious” (penasaran dan ingjn tahu) tentang hakikatnya. Salah satu karakter orang Amerika yang positif adalah kuriositas (keingin tahuan) yang tinggi dan spirit of searching (semangat mencari). Mereka kemudian mencari kebenaran dari berbagai tuduhan jahat kepada agama ini.

Dalam proses pencaruan itulah mereka tak bisa lagi menghindar. Cahaya itu begitu terang benderang meneràngi hati nurani manusia untuk kembali menghidupkan fitrahnya. Maka bangsa Amerika ketika itu berbondong-bondong mempelajari dan bahkan menerima agama ini sebagai jalan hidupnya.

Konon kabarnya ketika itu persentasi warga Barat yang menerima Islam sebagaj jalan hidupnya meningkat hingga 400%. Peningkatan yang sangat signifikan itu berusaha diredam atau diremehkan (undermined) dengan mengecilkan estimasi jumlah warga umat Islam di Amerika. Terkadang bahkan dikecilkan hingga hanya sekitar tiga juta orang. Padahal sebelum terjadi 9/11 jumlah umat Islam di Amerika sudah diperkirakan antara 5-7 juta orang. Aneh tapi itulah kenyataannya.

Baca Juga:  Bupati Selayar Buka Bimtek Mengajar Fashih Membaca Al-Quran

Yang ingjn saya garis bawahi kali ini adalah bahwa apa yang dulu terjadi dengan peristiwa 9/11 kini kembali terjadi dengan keadaan yang berbeda. Dalam beberapa hari terakhir ini banyak disebutkan bahwa jumlah warga di Barat dan berbagai belahan dunia, khususnya Amerika dan Eropa termasuk Jelang dan Korea, mengalami peningkatan signifikan hingga 400%. Dan lebih mengejutkan lagi magoritas mereka yang menerima Islam itu adalah anak-anak muda, terdidik, professional, dan native born (penduduk asli kelahiran negara itu).

Dan yang terpenting dari semua itu ternyata warga Amerika dan Eropa yang menerima Islam terinspirasi oleh ketangguhan (soliditas) iman dan kekuatan mental serta kesabaran warga Gaza. Mereka terinspirasi jika iman (faith) merupakan fondasi kuat kehidupan yang menjadikan manusia “stabil dan tegar menghadapi rintangan kehidupan yang tidak jarang di luar nalar manusia biasa.

Baca Juga:  Terekam CCTV, Pelaku Pencurian HP Diringkus Polres Palopo

Jika saja kita ikuti media sosial (Facebook. Instagram, TikTok, dan lain-lain), maka dengan mudah kita menemukan dokumentasi “konversi atau reversi” warga di berbagai belahan dunia khususnya di Barat itu. Berbagai foto dan video menampilkan gelombang anak-anak muda dan warga menerima Islam sebagai jalan hidup mereka.

Karenanya tidak berlebihan jika saya menyebut Tragedi Gaza, dengan segala perih dan kesedihan yang ada, sebagai salah satu cara Allah untuk membukakan pintu-pintu hidayah bagi hamba-hambaNya. Dan karenanya pula perkenankan kita semua menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada warga Gaza atas ketauladanan mereka di jalan dakwah.

Semoga pengorbanan mereka menjadi motivasi dan jalan kemenangan, tidak saja bagi bangsa Palestina. Tapi kemenangan umat Muhammad SAW di seluruh penjuru dunia. Amin!

Terima kasih Gaza!

Jamaica NY, 16 Mei 2024


Eksplorasi konten lain dari Mitra Sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan