Oleh Imam Shamsi Ali
Akhir-akhir ini mata kita tak bisa dipungkiri lagi untuk melihat berbagai realita yang justeru mungkin tidak pernah terbayangkan oleh benak kita sebelumnya. Berbagai realita di hadapan mata itu menjadikan banyak orang geleng kepala, seolah tak percaya dengan apa yang terjadi di hadapan matanya. Kita pastinya menerima ragam peristiwa itu sebagai bagian dari QadarNya. Itu realita. Realita yang menyisakan seribu satu pertanyaan di benak manusia.
Kali ini saya akan memberikan beberapa catatan yang mungkin akan menjadi “dzikrayaat” (memori) sejarah dalam perjalanan kehidupan manusia. Pastinya catatan-catatan ini kelam sifatnya. Namun pada akhirnya tak satu peristiwa apapun yang terjadi dalam hidup manusia kecuali memiliki makna dan hikmah yang mungkin hanya Allah yang tahu.
Pertama, tentu peristiwa pembantaian (mass killing), ethnic cleansing (pembasmian etnik) dan genosida (genocide) oleh penjajah dan penjahat Israel terhadap bangsa Palestina menjadi catatan besar. Pengrusakan total (total destruction) terhadap infrastruktur Gaza; rumah-rumah warga, sekolah, rumah-rumah sakit, hingga ke rumah-rumah ibadah (Masjid dan gereja) menjadi peristiwa yang pastinya akan dicatat oleh sejarah kemanusiaan kita. Kejahatan kemanusiaan (crime against humanity) dan kejahatan perang (war crime) ini sudah melampaui semua batas-batas logika manusia sehat.
Kedua, catatan dampak negatif yang menyakitkan (painful) dari kejahatan penjajah Israel itu tidak bisa dijelaskan lagi dengan kata-kata (described by words). Selain pengrusakan dan genosida, juga ancaman kematian massal akibat kelaparan dan malnutrisi sebagai akibat penghalangan bantuan kemanusiaan untuk masuk Gaza oleh penjajah dan penjahat Israel. Belum lagi ratusan ribu yang luka dan terancam meninggal dunia karena tiadanya penangan medis yang diperlukan.
Ketiga, catatan lain adalah dampak negatif yang mungkin tidak banyak diantisipasi oleh banyak kalangan. Yaitu dampak emosional dan mental effect yang tidak ringan. Walaupun sejujurnya saya terkagum-kagum dengan kesabaran dan ketabahan warga Gaza, tapi harus disadari pula jika kemarahan dan rasa dendam yang saat ini tertanam tidak saja di kalangan warga Gaza khususnya anak-anak dan generasi muda. Tapi kemarahan itu juga sedang terbangun tinggi dan kuat hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk di kalangan non Muslim. Intinya impian masa depan dunia yang aman serasa semakin jauh. Dan sejujurnya, kelompok manusia yang paling terancam masa depannya akibat kejahatan Zionist Israel ini adalah kaum Yahudi sendiri. Mereka adalah umat yang merasa dibenci dan terancam yang disebabkan oleh prilaku dan kejahatan sebagian dari mereka sendiri.
Keempat, catatan yang juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa tragedi Gaza telah menampakkan kebenaran secara nyata dan kebatilan juga semakin nyata. Realisasi “Liyuhiqqal haqqa wa yubthilul bathila” semakin nyata. Manusia yang berkarakter double standard dan munafik semakin menampakkan diri. Mereka yang memang lurus dan jujur dalam kemanusiaan dan nilai-nilai kehidupan juga semakin jelas. Salah satunya adalah eksposure dunia Barat, termasuk Amerika, yang selalu menampilkan diri sebagai “pahlawan kebebasan, demokrasi dan keadilan”, dengan tragedi Gaza semua itu semakin nyata sebagai kemunafikan yang memalukan (shameful).
Tapi tidak kalah pentingnya justeru beberapa negara mayoritas Muslim yang nampak tidak peduli, bahkan cenderung membela pihak kezholiman. Saya terkejut dan malu ketika saya Umrah baru-baru ini ternyata McDonald dan Starbucks masih saja ramai justeru di pelataran masjidil Haram dan masjid Nabawi. Sebagian yang lain memiliki mental kerdil. Mereka menjadi ketakutan untuk terbuka membela Palestina. Tidak tanggung-tanggung sebagian tokoh-tokoh agama dalam ceramah-ceramah dan tulisan mereka sekalipun khawatir membela Palestina sacara terbuka. Yang juga mamalukan, justeru di saat mahasiswa-mahasiswa di kampus ternama di Barat bangkit, dunia Islam nampaknya membisu dan tuli.
Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.