Isra’ Mi’raj dan Realita Ummat – 01

oleh -12 views

Oleh Imam Shamsi Ali

Sebagaimana berbagai peristiwa sejarah lainnya yang terjadi dalam perjalan Islam, Isra Mi’raj Rasulullah SAW sesungguhnya tidak bisa dipastikan kapan persis terjadinya. Namun demikian, tanggal 27 Rajab banyak diyakini sebagai malam terjadinya teristiwa penting dan bersejarah itu. Malam di saat Allah memberikan hadiah terbaiknya bagi hambaNya (abdahu), nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW yang diutus untuk alam semesta (rahmatan lil alamin).

Baca Juga:  Peduli Kawasan Wisata Mahasiswa PMM UNM Membagikan P3K dan Tempat Sampah

Isra dan Mi’raj adalah dua kata yang mendiskripsi perjalanan itu. Isra’ dimaknai sebagai perjalanan di malam hari. Sementara Mi’raj dimaknai sebagai jalan menuju ke atas (pergerakan secara vertikal). Dengan demikian Isra dan Mi’raj adalah peristiwa ketika Rasulullah diperjalankan oleh Penciptanya dari Masjidil Haram di Mekah ke masjid Aqsa di Jerusalem, lalu dari Jerusalem diperjalankan ke atas (vertikal) menuju Sidratul Muntaha (akhir dari segala akhir dari alam semesta).

Baca Juga:  Bupati Basli Ali Apresiasi Kinerja Kejaksaan Negeri Selayar

Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa imani (keimanan). Peristiwa yang melibatkan secara langsung, sekaligus menjadi ujian keimanan bagi umat. Karenanya di saat Allah menceritakan peristiwa ini di Surah An-Najam, Allah menekankan bahwa apa yang disampaikan oleh Muhammad bukan dari dirinya sendiri (karangan atau dongeng). Tapi memang wahyu dari Allah SWT (An-Najm: 3-4). Hal ini diperkuat dengan ekspresi kemaha sempurnaan Allah (subhana) yang memperjalankan hambaNya itu. Maka mempertanyakan peristiwa Isra dan Mi’raj adalah bentuk mempertanyakan kekuasaan dan kesempurnaan Allah SWT.


Eksplorasi konten lain dari mitra sulawesi

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.